18 Tahun Gempa Jogja 2006

Mengenal Sesar Opak, Pusat Gempa Jogja 2006 di Kabupaten Bantul yang Hingga Kini Masih Aktif

Inilah profil Sesar Opak, sumber Gempa Jogja 2006 yang hingga kini masih aktif. Kepala BMKG ingatkan pentingnya mitigasi bencana.

DOK. Geopark Jogja
Sesar Opak Bukit Mengger (SOBM) di Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, DIY 

Bukti-bukti sesar dapat diamati di beberapa wilayah Kapanewon Jetis dan Kapanewon Pleret.

Sesar Opak memotong Yogya Low dan Wonosari High dengan batuan andesit tua (OAF) sebagai penyusun struktur pemotongan sesar, sedangkan di timur Opak masih terdapat Formasi Semilir dan Nglanggran yang juga terlibat dalam sistem sesar (Nurwidyanto, dkk. 2007).

SOBM merupakan perbukitan struktural yang pembentukannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas sesar mendatar Sesar Opak

Selain itu, pembentukannya juga dipengaruhi oleh kondisi batuan dasar berupa batuan piroklastik gunungapi Formasi Semilir yang relatif keras. 

Baca juga: Warga Jogja, Catat 7 Tips Penting Antisipasi Gempa Bumi dari BMKG

Baca juga: Mengenal Skala MMI Modified Mercalli Intensity Gempa Bumi, Ada Skala I - XII

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan saat Terjadi Gempa Bumi? Ini 5 Pesan Penting dari BMKG

Kata Kepala BMKG soal Sesar Opak

Logo BMKG Indonesia
Logo BMKG Indonesia (DOK. Humas BMKG)

Pada Agustus 2023 lalu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. sempat memberikan peringatan tentang pentingnya mitigasi bencana lantaran Sesar Opak di Jogja masih aktif.

Hal tersebut disampaikan Rita dalam pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ia menerangkan, keberadaan sumber gempa Sesar Opak di Bantul, DIY, memiliki magnitudo tertarget (M) 6,6.

Rita menjelaskan, sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M 8,7 di selatan Jawa juga masih aktif.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)

"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif,” jelas Rita, dikutip Tribunjogja.com dari laman resmi bmkg.go.id.

Selain potensi gempa bumi, Kepala BMKG juga mengatakan ada potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa. 

Rita menegaskan, pelatihan mitigasi bencana untuk masyarakat DIY harus terus dilakukan secara berkelanjutan. 

Mitigasi bencana alam perlu dilakukan secara rutin untuk meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan.

“Jadi tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir, karena ancaman tsunami juga menghantui selain (ancaman) gempa bumi," tutur Rita.

Lebih lanjut, Rita menerangkan, saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak

Seperti diketahui, pada 30 Juli 2023 lalu terjadi gempa bumi dengan Magnitudo 6,0 di Kabupaten Bantul.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," pesan Kepala BMKG. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved