UMKM Produk Turunan Sawit di Jogja Unjuk Gigi di Indonesia Plantation Watch 2024

Deretan produk turunan kelapa sawit karya pelaku usaha kecil menengah dari Kota Yogya dan sekitarnya dipamerkan dalam bazar.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Salah satu pelaku UMKM produk turunan sawit yang ambil bagian dalam bazar Indonesia Plantation Watch 2024, Sabtu (18/5/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan pelaku UMKM produk turunan sawit di Yogyakarta ambil bagian dalam ajang "Workshop UMKM Muda: Indonesia Plantation Watch 2024" di Politeknik LPP Yogya, Sabtu (18/5/2024).

Melalui kegiatan tersebut, sentimen negatif terhadap sawit pun coba ditepis, karena produk turunannya dewasa ini sangat dekat dengan masyarakat dan menjadi sumber penghidupan para pelaku UMKM.

Ketua Asosiasi Planters Muda Indonesia, M Nur Fafillah, mengatakan deretan produk turunan kelapa sawit karya pelaku usaha kecil menengah dari Kota Yogya dan sekitarnya dipamerkan dalam bazar.

Produk-produk tersebut, lanjutnya, sehari-harinya sangat mudah dijumpai di pasaran, mulai dari aneka makanan ringan, coklat, sabun, hingga kosmetik.

"Potensi pemanfaatan kelapa sawit di Yogya sangat besar. Meski di sini tidak ada perkebunan sawit, tapi banyak UMKM yang memanfaatkannya untuk menghasilkan sebuah produk," katanya.

Karena itu, Fafillah menandaskan, tidak selamanya kelapa sawit memberikan dampak negatif, lantaran sudah terbukti komoditasnya banyak dimanfaatkan UMKM untuk mengais pundi-pundi rupiah.

Terlebih, termasuk di Yogyakarta, banyak konsumen, baik disadari atau tidak, secara rutin menggunakan produk turunan kelapa sawit sehari-harinya.

"Yogyakarta ini dikenal sebagai kota UMKM. Jadi, kita coba kenalkan kepada publik, kalau produk-produk yang mengandung kelapa sawit ini juga diminati di pasaran," ungkapnya.

Baca juga: Begini Kata Arya Ariyanto Terkait Tantangan Mendesak UMKM Yogyakarta untuk Naik Kelas

Selain bazar UMKM, dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menggulirkan rangkaian focus group discussion yang menyoroti isu-isu seputar kampanye negatif terhadap perkebunan sawit.

Pihaknya pun secara objektif mendalami polemik tersebut, dengan mengundang berbagai stakeholder di bidang kelapa sawit.

"Tidak hanya soal pengelolaan perkebunan sawit, tapi yang terpenting adalah bagaimana mengembangkan inovasiĀ  produk-produk berbasis sawit," ujarnya.

"Termasuk, UMKM di Yogya, yang sangat potensial. Sekarang ada sekitar 179 produk turunan sawit di Indonesia. Kalau itu dikembangkan, bisa mendukung pertumbuhan ekonomi," urai Fadillah.

Salah satu pelaku UMKM yang ikut memamerkan produknya di bazar, Raras Soetoro, mengungkapkan, selama ini dirinya mengolah sawit menjadi deretan komoditas yang digemari masyarakat.

Ya, mulai dari lilin aroma terapi, sabun mandi, sampo, hingga pewangi ruangan, yang semuanya dihasilkan dari minyak sawit.

"Saya olah sendiri mulai dari hulu sampai hilir. Kami memang produk home made, di Yogyakarta juga. Ini (minyak sawit) manfaatnya, kan, banyak sekali, karena kaya vitamin e," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved