Berita Kota Yogya Hari Ini

Muncul Deretan Tumpukan Sampah di Kota Yogya, DLH: Dampak Libur Panjang

Pemkot Yogyakarta menyebut tumpukan sampah di sejumlah titik, Senin (13/5/2024), merupakan dampak libur panjang 9-12 Mei 2024 silam

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Tumpukan sampah yang tampak memadati salah satu ruas gang di kawasan RT 31 RW 07 Gondolayu, Kota Yogyakarta, Senin (13/5/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menyebut tumpukan sampah di sejumlah titik, Senin (13/5/2024), merupakan dampak libur panjang 9-12 Mei 2024 silam.

Berdasar pantauan Tribun Jogja, tumpukan sampah tampak di depo, jalan protokol, seperti Jalan Mataram dan Jalan MT Haryono, hingga di permukiman penduduk.

Kepala Bidang Pengolahan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya, Ahmad Haryoko, mengakui, bahwa potensi tumpukan sampah sejauh ini masih cukup tinggi.

Baca juga: RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 1 dari 15 Rumah Sakit Uji Coba Penerapan KRIS

Bukan tanpa alasan, selama long weekend lalu, kerja sama pengolahan sampah dengan pihak swasta mengalami sedikit kendala.

"Karena dampak libur panjang kemarin, dari Jumat sampai Minggu, mitra kami yang swasta selama long weekend juga libur," katanya, Senin (13/5/24).

Dijelaskan, melalui kerja sama tersebut, per harinya ada sekitar 30 ton sampah dari Kota Yogyakarta yang dikelola oleh pihak swasta.

Langkah itu diterapkan, lantaran dari tiga Tempat Pengolahan Sampah (TPS) yang disiapkan Pemkot Yogya baru satu saja yang bisa dioperasikan.

"Nah, 30 ton per hari yang seharusnya diolah swasta itu sekarang tertahan di depo semua. Artinya, ada sekitar 90 ton yang ngendon (menumpuk)," ucapnya.

Merespons kendala tersebut, DLH pun mencoba bernegosiasi dengan pihak swasta supaya bisa menambah alokasi pengolahan hariannya.

Oleh sebab itu, warga masyarakat diharapkan bisa bersabar untuk sementara, karena Pemkot butuh waktu untuk memprosesnya.

"Sekarang sedang kita nego dengan swasta, apakah yang tertunda kemarin bisa dilakukan (pengolahan) dua kali lipat per harinya," ucap Haryoko.

"Apakah bisa 40 atau 50 ton. Jadi, paling tidak kami butuh waktu tiga sampai lima hari untuk bisa menormalkan kembali," imbuhnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved