Berita Bantul Hari Ini

Dinkes Bantul Imbau Masyarakat Untuk Waspada Terhadap Sejumlah Sebaran Penyakit Saat Idulfitri

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai sebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD), diabetes,

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Kepala Dinkes Bantul dan sejumlah pejabat berkepentingan sedang menjelaskan kewaspadaan sejumlah penyakit. Paparan disampaikan di Kantor Dinkes Bantul, Rabu (3/4/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai sebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD), diabetes, kadar kolesterol tinggi, diare, hingga asam lambung pada momen Lebaran Idulfitri 2024.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Bantul, Samsu Aryanto, menyampaikan, saat ini, pergerakan angka kasus DBD pada beberapa waktu terakhir terdapat kenaikan.

Namun, masih dinilai dalam taraf terkendali.

Baca juga: Kompas Gramedia Selenggarakan Forum Silaturahmi Masyarakat dan Santunan Yatim

"Sampai saat ini tidak ada orang yang dinyatakan meninggal dunia dikarenakan DBD. Tapi, selama triwulan awal 2024 tercatat ada sekitar 76 kasus DBD. Untuk data April 2024 masih on progres di data base," katanya kepada awak media saat Jumpa Pers Kesiapsiagaan Hari Raya Idulfitri 2024 di kantor Dinkes Bantul, Rabu (3/4/2024).

Namun, jika dibandingkan penyakit DBD 2024 dengan 2023, maka sebaran itu masih tergolong rendah. Di mana, pada triwulan pertama 2023 ada lebih dari 100 kasus DBD.

Kendati begitu, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan menerapkan pola pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang menjadi salah satu upaya mencegah DBD.

"Selain itu, jika ada indikasi penularan DBD kami, Dinkes Bantul, tetap melaksanakan fogging. Tapi, itu menjadi alternatif terakhir kalau memang ditemukan sebaran kasus dalam taraf tidak wajar," urai Samsu.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Bantul, Anugrah Wiendyasari, berujar, selain DBD ada penyakit lain yang juga perlu diwaspadai, mulai dari diabetes, kadar kolesterol tinggi, diare, hingga asam lambung.

"Itu bisa berpotensi menyerang manusia apabila tidak menerapkan pola makan yang sehat saat Idulfitri," ucap dia.

Imbauan itu disampaikan mengingat saat bulan suci Ramadan, ada masyarakat yang menjalankan ibadah puasa, sehingga pola makannya dinilai teratur.

Namun, pada saat hari raya Idulfitri 2024 berlangsung, masyarakat sudah tidak banyak yang menjalankan puasa dan terdapat makanan yang relatif berlimpah, maka ada potensi pola makan tidak teratur.

"Lalu, saat Idulfitri biasanya banyak makanan yang manis-manis, mengandung kadar garam dan minyak yang banyak. Nah itu perlu diwaspadai, karena berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit," ucap Wiendyasari.

Untuk mencegah terjadinya potensi penyakit tersebut, setidaknya masyarakat bisa mengindahkan arahan atau pedoman gizi seimbang terkait pembatasan konsumsi yang mengandung gula, garam dan minyak.

"Kalau lebaran mungkin ada banyak rendang, opor, dan sebagainya. Yang itu memiliki kadar tinggi garam dan tinggi minyak, maka boleh dikonsumsi tapi dalam taraf tidak berlebihan atau harus diukur porsinya," jelas dia.

"Terus makanan yang pedas-pedas atau yang diolah dengan tidak bersih perlu diwaspadai, karena bisa menyebabkan diare. Sedangkan untuk minuman bersoda bisa menimbulkan asam lambung. Jadi sebisa mungkin, semua makanan dan minuman yang ada dikonsumsi dalam taraf yang wajar dan tetap mengutamakan kebersihan," tandasnya. (nei)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved