Paskah 2024

RENUNGAN Jumat Agung Paskah 2024 Kisah Sengsara Yesus Kristus: Bacaan I, Bacaan II, Bacaan Injil

Berikut renungan bacaan Injil tentang Kisah Sengsara Yesus Kristus untuk perayaan hari Jumat Agung, Jumat 29 Maret 2024.

freepik
RENUNGAN Jumat Agung Paskah 2024 Kisah Sengsara Yesus Kristus: Bacaan I, Bacaan II, Bacaan Injil 

TRIBUNJOGJA.COM - Umat Katolik dan Kristen merayakan Jumat Agung pada hari ini, Jumat, 29 Maret 2024.

Biasanya, peringatan Jumat Agung diisi dengan serangkaian ibadah di Gereja.

Ada ibadah atau ibadat Jalan Salib pada Jumat Pagi, kemudian dilanjutkan dengan ibadah Jumat Agung pada sore atau malam hari.

Jumat Agung adalah salah satu rangkaian Tri Hari Suci Paskah. Jumat Agung merupakan peringatan untuk mengenang hari ketika Yesus Kristus wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Berikut renungan Jumat Agung Paskah 2024 untuk Anda, seperti dikutip Tribunjogja.com dari teks misa Gereja Katolik Santo Antonius Padua Kotabaru via parokikotabaru.org.

Tema Jumat Agung 2024 pada perayaan Paskah 2024 tahun ini di Gereja Kotabaru adalah “Pengorbanan yang Menyelamatkan”.

RENUNGAN JUMAT AGUNG - PASKAH 2024

RENUNGAN JUMAT AGUNG - PASKAH 2024
RENUNGAN JUMAT AGUNG - PASKAH 2024 (net)

Bacaan I
Pembacaan dari Kitab Yesaya
Yes. 52:13 – 53:12

Beginilah firman Tuhan,

“Sungguh, hamba-Ku akan berhasil. Ia akan ditinggikan, disanjung, dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi, – demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia!

Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka, akan mereka lihat; dan apa yang tidak mereka dengar, akan mereka pahami. Maka mereka berkata: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan!

Laksana sebuah taruk, Hamba Yahwe tumbuh di hadapan Tuhan, dan bagaikan tunas ia muncul dari tanah gersang. Ia tidak tampan, dan semarak pun tidak ada padanya. Kita tidak tertarik untuk memandang dia. 

Keindahan pun tidak ada padanya, maka kita tidak suka padanya. Ia dihina dan dihindari orang; dia seorang penuh kesengsaraan; dia seorang yang tahu apa artinya menderita kesakitan. Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. 

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya. Padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul, dan disiksa Allah. Sesungguhnya ia tertikam oleh karena kedurhakaan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita. 

Derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri. Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya, seperti anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian; seperti induk domba, yang kelu di depan orang-orang yang mencukur bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah ditahan dan diadili, ia digiring dan dihukum mati. 

Tentang nasibnya, siapakah yang peduli! Sungguh ia terputus dari dunia orang hidup; karena kedurhakaan umat-Ku, ia kena tulah. Orang menggali kuburnya di tengah-tengah orang jahat, dan waktu mati, ia berada di antara orang-orang durhaka, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu muslihat tidak ada dalam mulutnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved