Hingga Maret 2024, Tercatat Ada 70 Kasus DBD di Sleman, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

70 kasus yang tercatat dari Januari hingga Maret tahun ini relatif tidak mengalami kenaikan dibanding dengan periode yang sama di tahun lalu

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Shutterstock
Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (DBD) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat hingga bulan Maret 2024, terdapat 70 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di bumi Sembada, berdasarkan laporan kewaspadaan dini rumah sakit.

Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah ini relatif tidak mengalami kenaikan.

Namun, satu orang dikabarkan meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. 

"Ada 1 yang meninggal dunia dari kapanewon Sleman bulan yang sudah lalu," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Sleman, dr Khamidah Yuliati, Selasa (26/3/2024). 

70 kasus yang tercatat dari Januari hingga Maret tahun ini relatif tidak mengalami kenaikan dibanding dengan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 76 kasus.

Namun jika dilihat dari akumulasi dari bulan Januari, Februari sampai dengan Maret memang meningkat.

Upaya edukasi dan antisipasi untuk mencegah penyebaran DBD terus dilakukan. 

Pencegahan dilakukan di tingkat Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan melalui promosi kesehatan (Promokes) agar diteruskan kepada masyarakat.

Selain juga menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan periodik oleh Jumantik atau setiap rumah satu juru pemantau jentik.

Menurut Yuli, di tengah cuaca tak menentu, peningkatan kewaspadaan masyarakat sangat diperlukan.

Masyarakat diminta mengecek tempat perkembangbiakan nyamuk di sekitar lingkungan rumah masing-masing. 

"Barang di sekitar rumah dan pekarangan yang dapat menampung air hujan agar segera ditumpahkan. Sehingga tidak ada lagi telur nyamuk aedes aegypti. Telur tidak sempat berkembang menjadi larva sampai dengan menjadi nyamuk baru. Dengan demikian kasus DB maupun DBD bisa ditekan. Masyarakat juga tetap harus menerapkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat," kata dia.

Kepala Dinkes Sleman, dr Cahya Purnama, sebelumnya mengatakan berdasarkan golongan umur, temuan kasus DBD di Sleman terjadi hampir di semua rentang usia, mulai dari balita hingga lebih dari 60 tahun. 

"Paling banyak direntang usia 6-18 tahun, ada 25 kasus. Laki-laki 17 dan perempuan 8," terang Cahya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved