Wonderful Riau Island

Mengenal Coco Betawi Kue Tradisional Asal Anambas Kepri, Makanan Pembuka saat Berbuka Puasa

Sejarah dan resep kue tradisional Coco Betawi asal Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Konon dihidangkan sebagai makanan pembuka saat buka puasa.

DOK. Dinas Kebudayaan Kepri
Mengenal Coco Betawi Kue Tradisional Asal Anambas Kepri, Makanan Pembuka saat Berbuka Puasa 

TRIBUNJOGJA.COM, ANAMBAS - Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kue tradisional yang namanya cukup unik, yaitu Coco Betawi.

Meskipun namanya ada unsur nama Betawi (nama suku di Jakarta), tapi kue tradisional Coco Betawi berasal dari Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.

Konon, pada zaman dahulu, kue Coco Betawi kerap dijadikan hidangan pembuka saat berbuka puasa di bulan Ramadan.

Mari mengenal lebih dekat kue tradisional Coco Betawi asal Anambas Kepri berikut ini, lengkap dengan resepnya.

Apa itu Coco Betawi?

Mengenal Coco Betawi Kue Tradisional Asal Anambas Kepri, Makanan Pembuka saat Berbuka Puasa
Mengenal Coco Betawi Kue Tradisional Asal Anambas Kepri, Makanan Pembuka saat Berbuka Puasa (DOK. Dinas Kebudayaan Kepri)

Dikutip Tribunjogja.com dari laman resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau disbud.kepriprov.go.id, Coco Betawi adalah salah satu kue tradisional khas Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri. 

Pada masa kini, Coco Betawi hanya disajikan saat acara-acara besar.

Namun, pada zaman dahulu, kue tradisional Coco Betawi selalu disajikan pada saat bulan Ramadan.

Orang-orang biasa menyantap Coco Betawi sebagai makanan pembuka kala berbuka puasa.

Selain itu, Coco Betawi juga bisa ditemukan dalam rangkaian hidangan acara pernikahan di Anambas, Kepri.

Coco Betawi, hidangan acara pernikahan

Berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar, ada tradisi yang dilakukan sebelum pengantin bersanding. 

Pengantin laki-laki akan mendatangi rumah calon pengantin perempuan untuk makan (makan berdulang).

Nah, pada saat itulah, kue-kue tradisional dihidangkan, termasuk kue Coco Betawi.

Kue tradisional akan dihidangkandi dalam dulang untuk dimakan oleh pengantin laki-laki. 

Selanjutnya, pengantin laki-laki akan kembali ke rumahnya.

Kemudian, pengantin laki-laki akan datang kembali untuk bersanding dengan pengantin perempuan di pelaminan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved