Pembangunan Pengelolaan Sampah di TPA Piyungan Ditunda, Pemkot Yogya Tingkatkan Kapasitas TPS 3R
Rencananya, sampah dari Kota Yogyakarta dibawa ke TPA Piyungan dan diolah sampai habis dengan keluaran RDF.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya meningkatkan kapasitas pengolahan sampah dengan memperpanjang waktu operasional Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R), di antaranya yang berlokasi di Nitikan maupun Karangmiri.
Upaya tersebut dilakukan seiring penundaan penggunaan lahan pinjam pakai di TPA Piyungan yang rencananya akan digunakan untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar atau refused derived fuel (RDF).
Adapun penundaan tersebut dilakukan setelah warga Sitimuyo, Piyungan, Bantul, menolak pembangunan tempat pengelolaan sampah milik Pemkot Yogyakarta.
"Memang ada rencana Kota Yogya pinjam pakai sebagian lahan lebih kurang 2.600 meter persegi untuk pengolahan sampah menjadi RDF di sana (TPA Piyungan). Namun kemudian ada penolakan warga dan perizinan lokal belum selesai. Namun Kota (Yogya) ada solusi untuk meningkatkan kapasitas TPS 3R di beberapa tempat untuk meng-handle penundaan di TPA Piyungan. Maka, di titik-titik (TPS 3R) akan ditingkatkan kapasitasnya dengan memperpanjang waktu operasional," terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, Senin (18/3/2024).
Terkait adanya penolakan tersebut, Kusno mengatakan bahwa rencana ke depan Pemkot Yogyakarta akan tetap menggunakan lahan pinjam pakai di TPA Piyungan untuk pengolahan sampah, sebab itu akan dilakukan upaya negosiasi dari Pemkot kepada warga setempat.
"Ke depan diupayakan negosiasi dan komunikasi ulang," ujarnya.
Kusno mengatakan bahwa kebijakan desentralisasi sampah atau pengelolaan sampah secara mandiri tiap kabupaten/ kota masih berjalan sesuai rencana yakni pada pertengahan April 2024 mendatang.
Secara hitungan matematis, lanjut Kusno, TPA Piyungan diperkirakan akan penuh per 15 April 2024 mendatang apabila per harinya masih menampung 350 ton sampah dari Kota Yogya, Sleman dan Bantul.
Meski ia pun tak memungkiri, pada bulan Ramadan serta momen Idul Fitri mendatang berpotensi meningkatkan jumlah sampah di wilayah DIY.
"Memang pada Ramadan dan mungkin Idul Fitri yang akan datang diperkirakan ada peningkatan tapi kami melihatnya tidak banyak. Angkanya masih bisa terkendali. Peningkatan volume sampah yang terlihat hanya di Kota Yogya saja, sementara untuk Sleman dan Bantul tidak," kata Kusno.
Sementara disinggung terkait menumpuknya sampah di sejumlah depo di Kota Yogya, Kusno mengungkapkan bahwa ada permintaan angkutan khusus dari Pemkot Yogya.
"Memang ada permintaan pengangkutan khusus, kita buka tapi sesuai dengan hitungan dan evaluasi kami," pungkasnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya berkomunikasi warga mulai dari RT hingga kelurahan terkait adanya penolakan pembangunan pengelolaan sampah di TPA Piyungan.
"Ada sebagian warga yang tidak menghendaki itu. Tentu kita mempunyai rencana plan a, plan b pasti ada," ujarnya, Jumat (8/3/2024) lalu.
"Kita tunda dulu. Dan plan B-nya kita jalankan," imbuh dia.
Lima Persen Pohon Perindang di Kota Yogyakarta Rawan Tumbang, Pemkot Terjunkan Tim Pemeliharaan |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Manfaatkan Lahan Kosong di Kotagede untuk Pertanian Terpadu dan Pengolahan Sampah |
![]() |
---|
Pemkab Gunungkidul Berencana Kerja Sama Pengelolaan Sampah dengan Pemkot Jogja, DPRD Beri Dukungan |
![]() |
---|
Situasi Kota Yogyakarta Kondusif, Sekolah Tatap Muka Kembali Digulirkan Mulai Besok |
![]() |
---|
Cek Situasi Kemacetan Jogja Lewat CCTV Pemkot Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.