Film Bioskop

Penjelasan Film Exhuma, Dua Peti Mati di Satu Liang hingga Hantu Jepang yang Keji, Ini Spoilernya

Exhuma, berasal dari kata bahasa Inggris yang memiliki arti penggalian. Film ini mengajak penonton untuk melihat kawanan dukun dan ahli fengshui

movie.naver
Film Korea Exhuma 

Kakek moyang keluarga Park itu adalah orang yang berpengaruh di Korea.

Namun, bukannya membela bangsanya, yang kala itu belum pecah jadi Korea Utara dan Korea Selatan, dia malah merapat ke Jepang.

Dia menjual tanah air kepada Jepang. Setelah Park ini meninggal, keluarga Park diberi saran oleh seorang biksu, bernama Gisune untuk menguburkannya di daerah Gangwon Utara.

Daerah itu merupakan daerah perbukitan, dimana ketika sampai di bukit teratas, kita bisa melihat tanah Korea Utara dari pandangan mata.

Gisune memberikan saran tempat tersebut karena itu adalah tempat yang baik dan terhormat untuk menguburkan orang penting.

Sebenarnya, Gisune ini memiliki nama asli Murayama Junji, yang dikenal sebagai Peramal Murayama di Korea.

Keluarga Park pun percaya bahwa daerah tersebut adalah daerah yang bagus untuk memakamkan kakek Park, seseorang yang berpengaruh.

Menurut penuturan Park Ji Yong, generasi ketiga dari keluarga Park, makam itu juga diberi pagar, digembok, tanpa ada ornamen-ornamen, bahkan tanpa nama untuk menghindari perampokan.

3. Mengapa arwah kakek moyang merongrong?

Film Korea Exhuma
Film Korea Exhuma (movie.naver)

Kata Gisune, tempat itu adalah tempat yang tepat untuk menguburkan orang penting.

Namun, mengapa arwah kakek moyang itu merongrong generasi penerusnya?

Ternyata, yang tidak diketahui orang lain adalah arwah kakek moyang tahu bahwa tempat itu adalah tempat kutukan.

Dia terus mencari pertolongan kepada generasinya agar makamnya dipindah saja daripada ditaruh di tempat terkutuk.

Akan tetapi, tidak ada yang paham dengan permintaanya, hingga suatu saat penerusnya yang masih hidup mengalami kejadian aneh.

Bayi yang baru lahir itu tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Arwah itu pun menjelma menjadi kemarahan saja. Dia pun membunuh satu per satu keturunannya lantaran tak segera memindahkan makam dia.

Aksi pembunuhan bisa disetop setelah peti matinya, yang sempat dibuka oleh orang rumah sakit, dikremasi dan bayi itu kembali sehat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved