Pemkab Gunungkidul Optimis Turunkan Angka Stunting pada 2024
Wagub Gunungkidul berpesan untuk serius dalam mendata kasus stunting di tahun 2024 juga akumulasi kebutuhan anggaran untuk menanganinya.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menggelar kegiatan Mekanisme Audit Stunting tahun 2024 di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Kamis (22/2/2024).
Kegiatan ini sebagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah tersebut.
"Perlu kita ketahui, menyinggung soal bonus demografi dan generasi emas mendatang tentunya tidak terlepas dari stunting," ucap Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto.
Heri mengatakan, pembangunan tidak hanya sekedar pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan dari sektor sumber daya manusia utamanya dalam menangani stunting.
"Bahwasannya jika negara ingin terus maju dan berkembang, tentunya juga harus memerhatikan bagaimana kita meningkatkan sumber daya manusia kita," jelasnya.
Ia berpesan untuk serius dalam mendata kasus stunting di tahun 2024 juga akumulasi kebutuhan anggaran untuk menanganinya.
"Kita siapkan dulu datanya, nanti jika ada bantuan dari pusat kita sudah siap dengan datanya," kata Heri.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Dinkes Gunungkidul, Agung Dwi Kuncoro, mengatakan salah satu upaya menurunkan angka stunting melalui pengukuran dan publikasi pada skala layanan Puskesmas, Kapanewon (Kecamatan), dan Kalurahan/Desa.
"Prinsip penurunan stunting ada aksi integrasi intervensi penurunan stunting. Di mana, aksi integrasi adalah instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam penurunan stunting. Mari bersama kita sukseskan capaian kita 14 persen penurunan stunting pada tahun 2024, agar masyarakat Gunungkidul semakin sejahtera," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan, jumlah kasus stunting di kabupaten Gunungkidul berada di angka 4700 kasus (15,79 persen) pada Semester I 2023, yang tersebar di 18 Kapanewon.
Dengan kasus tertinggi ada di Kapanewon Paliyan dengan 285 Kasus, dan terkecil kasusnya yakni di Kapanewon Purwosari dengan 43 kasus.
"Namun secara persentase Puskesmas Karangmojo II tertinggi dengan 24,23 persen dan Puskesmas Purwosari dengan 4,45 persen,"urainya (*)
| Ada Penyesuaian LP2B, Pemkab Gunungkidul Masih Tunggu Persetujuan RTRW dari Kementerian ATR/BPN |
|
|---|
| Pemkab Gunungkidul Terima Hibah Senilai Rp232,7 Juta untuk Perkuat Infrastruktur Transportasi |
|
|---|
| Harga Pupuk Subsidi Turun, DPP Gunungkidul: Pengecer Wajib Patuhi HET |
|
|---|
| ASN di Gunungkidul Dilaporkan Istri karena Diduga Nikah Siri dengan Rekan Kerja |
|
|---|
| Kolaborasi BPJS Ketenagakerjaan-Pemkab Gunungkidul Hadirkan Program Gebyar Playon |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.