Wonderful Riau Island
Isi Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji, Warisan Budaya Tak Benda asal Kepri
Berikut isi Gurindam Dua Belas karya sastra ciptaan Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional asal Kepri. Karya ini masuk Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Alifia Nuralita Rezqiana
TRIBUNJOGJA.COM - Gurindam Dua Belas adalah karya sastra ciptaan Raja Ali Haji, seorang sastrawan dari Kepulauan Riau (Kepri).
Mengutip laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, karya sastra tersebut telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 1 Januari 2013.
Gurindam Dua Belas merupakan tulisan berbahasa Melayu Kuno yang terdiri dari 12 pasal.
Gurindam 12 masuk kategori karya sastra puisi didaktik atau “Syi’r Al-Irsyadi” karena berisikan nasihat atau petunjuk hidup.
Mengutip laman resmi Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat pustaka-bpnbkalbar.org, Gurindam Dua Belas kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul sama.
Buku Gurindam Dua Belas diterbitkan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang pada 2005 lalu dan terdiri dari 39 halaman.
Adapun diwartakan Kompas.com, Raja Ali Haji selesai menulis Gurindam Dua Belas pada 23 Rajab tahun 1263 Hijriah (H) atau pada tahun 1846 Masehi.

Ide menulis Gurindam Dua Belas bermula ketika Raja Ali Haji merasa prihatin dengan kondisi masyarakat Melayu di Kerajaan Riau-Lingga.
Saat itu, pengaruh negara barat sudah masuk ke Indonesia, kemudian terjadilah pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat Melayu yang bertentangan dengan Islam.
Itulah mengapa, Raja Ali Haji menulis Gurindam Dua Belas yang terdiri dari 12 pasal.
Melalui karya Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji berpesan agar masyarakat memelihara dan mempertahankan eksistensi agama dan budaya Islam yang menjadi pegangan hidup bagi masyarakat Melayu.
Ia berusaha agar agama dan adat-istiadat yang bernafaskan Islam kembali lagi ke dalam kehidupan masyarakat Melayu yang kala itu mulai terpengaruh budaya barat.
Gurindam Dua Belas memuat pesan tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti, dan cara hidup bermasyarakat.
Sebagai informasi, Raja Ali Haji pencipta Gurindam Dua Belas dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 089/TK/Tahun 2004.
Simak isi Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji berikut ini, seperti dikutip Tribunjogja.com dari riau.go.id.
Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji

GURINDAM 1
Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
GURINDAM 2
Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
GURINDAM 3
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
GURINDAM 4
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
GURINDAM 5
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
GURINDAM 6
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
GURINDAM 7
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila mendengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
GURINDAM 8
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
arang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
GURINDAM 9
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaitu iah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
GURINDAM 10
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapak jangan durhaka
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai
supaya dapat naik ke tengah balai.
Dengan istri dan gundik janganlah alpa
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kapil.
GURINDAM 11
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
jangan memalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
GURINDAM 12
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Gurindam Dua Belas, pasal yang ke 11 dan ke 12
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta.
Baca juga: Sejarah dan Filosofi Masjid Pink atau Masjid Raya An-Nur Kawal di Pulau Bintan Kepri
Baca juga: Wihara Budhi Bhakti, Wisata Religi Favorit di Tengah Kota Batam, Banyak Doa Umat Dikabulkan
Baca juga: FAKTA-FAKTA Masjid Agung Natuna di Lembah Gunung Ranai, Megah Filosofis Mirip Taj Mahal India
Kota Gurindam Dua Belas, Tanjungpinang, Kepri

Kota Tanjungpinang adalah Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang juga sering disebut sebagai Kota Gurindam Dua Belas.
Ada kisah sejarah yang melatarbelakangi penamaan Kota Gurindam Dua Belas untuk Tanjungpinang.
Melansir Kompas.id, alasan mengapa Kota Tanjungpinang disebut Kota Gurindam Dua Belas, berhubungan erat dengan sosok Pahlawan Nasional Indonesia, Raja Ali Haji.
Ia merupakan seorang sastrawan, sejarawan, dan cendekiawan yang memiliki nama lengkap Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad.
Mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Riau, riau.go.id, Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada 1809.
Karya tulis Raja Ali Haji yang paling terkenal adalah puisi lama berjudul “Gurindam Dua Belas” atau “Gurindam 12”.
Raja Ali Haji tidak hanya lahir di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepri. Ia juga dimakamkan di sana.
Lokasi makam Raja Ali Haji berada di Jalan Pendidikan, Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang, Kota Tanjungpinang, Kepri.
Lantaran Kota Tanjungpinang adalah tempat kelahiran dan juga tempat peristirahatan terakhir Raja Ali Haji, maka kota ini dijuluki Kota Gurindam Dua Belas, merujuk pada karya paling legendaris semasa hidup Raja Ali Haji.
Rekomendasi Wisata di Kota Tanjungpinang

Jika Anda singgah di Kota Tanjungpinang atau punya rencana untuk berkunjung ke Kota Tanjungpinang, jangan lupa mampir ke destinasi wisata rekomendasi Pemprov Kepri.
Sebagai informasi, Pemprov Kepri telah menetapkan sejumlah kawasan strategis dan destinasi wisata di Provinsi Kepri, yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri Nomor 1263 tahun 2022 tentang “Destinasi Pariwisata, Kawasan Strategis Pariwisata dan Daya Tarik Wisata Provinsi Kepri”.
Ansar Ahmad mengatakan, penetapan itu bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat, meratakan kesempatan berusaha dan optimalisasi potensi ekonomi dan karakteristik daerah.
“Serta untuk mengangkat dan melindungi nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat, dan menjaga kelestarian alam,” katanya.
“Diperlukan penentuan wilayah pariwisata dan daya tarik wisata agar pengembangan yang dilakukan dapat lebih terarah,” imbuh Ansar Ahmad.

Rekomendasi destinasi wisata di Kota Tanjungpinang antara lain :
- Bukit Manuk
- Pulau Penyengat
- Kawasan Kota Lama
- Bintan Center
- Senggarang
- Dompak
- Hutan Lindung Bukit Kucing
- Kawasan Bundaran Pelantar Pelangi, Kampung Bugis
- Wihara Ksitigarbha Bodhisattva (Wihara Patung Seribu)
- Wihara Dharma Sasana, dan lain-lain

Anda bisa klik DI SINI untuk melihat rekomendasi wisata dan fakta-fakta unik tentang Kepulauan Riau. (Tribunjogja.com/ANR)
Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang
Kepri
Kepulauan Riau
Gurindam Dua Belas
Kota Gurindam Dua Belas
Raja Ali Haji
Pariwisata Kepri
Pemprov Kepri
Warisan Budaya Tak Benda
Wonderful Riau Island
Wonderful Riau Islands
Mengungkap Ritual Bakar Tongkang di Batam: Sejarah, Makna, dan Pesona Tradisi Tionghoa |
![]() |
---|
Spesial Border Treatment untuk Kepri Diharapkan Gairahkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara |
![]() |
---|
Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau Bahas Kerjasama Berbagai Bidang Bersama Konsul Malaysia |
![]() |
---|
Sejarah Benteng Bukit Kursi di Pulau Penyengat Kepri Dulu Sentral Pertahanan Kini Jadi Tempat Wisata |
![]() |
---|
4 Rekomendasi Camilan Lezat Oleh-oleh Khas Batam Kepulauan Riau Ada Kue dan Keripik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.