Pemkot Yogya Gandeng Ormas untuk Cegah Kekerasan pada Anak dan Perempuan
Pemkot Yogya mengajak ormas di wilayahnya untuk terlibat secara aktif dalam mencegah kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogya mengajak organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayahnya untuk terlibat secara aktif dalam mencegah kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Ormas dinilai memiliki potensi sebagai agen perubahan dan paham dinamika sosial, sehingga diharapkan perannya untuk mencegah kekerasan seksual pada anak dan perempuan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto mengatakan kekerasan seksual bukan hanya tindakan kriminal.
Tapi, dampaknya merusak kepercayaan diri, kesehatan mental dan kesejahteraan korban, serta mengganggu stabilitas di masyarakat, sehingga pencegahannya perlu melibatkan berbagai sektor dan pemangku kepentingan.
"Peran penting ormas karena memiliki potensi besar sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Ormas memiliki akses ke komunitas lokal dan paham tentang dinamika sosial," katanya, di sela agenda pembinaan ormas, Selasa (20/2/24).
Menurutnya, melalui kegiatan pembinaan dan pendidikan, ormas dapat menjadi kekuatan yang mendorong kesadaran menghilangkan stigma dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan kekerasan seksual.
Baca juga: Perjalanan Karier AHY Yang Kini Menjabat Sebagai Menteri ATR/BPN
Sebab, dalam mengatasi kekerasan seksual, memerlukan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah dan masyarakat.
"Ormas di Kota Yogya kami ajak untuk lebih peduli mengenai isu-isu kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan," terangnya.
Lewat kegiatan tersebut, pihaknya juga hendak membudayakan literasi tindak pidana kekerasan seksual kepada masyarakat, agar bisa mencegah, serta tidak menjadi korban dan pelaku.
Sebanyak 75 orang perwakilan ormas terkait perempuan dan anak di Kota Yogyakarta pun turut ambil bagian, antara lain Gerakan Wanita Sejahtera, Aisyiyah, Salimah, TP PPK, Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak, serta Fatayat NU.
"Hasil yang ingin kita capai adalah peningkatan kesadaran masyarakat dan penguatan ormas, agar lebih efektif dalam advokasi, penyuluhan dan kegiatan lainnya untuk mencegah kekerasan seksual dan memberikan dukungan kepada korban," tutur Nindyo.
Sementara itu, Penjabat Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Atik Wulandari, yang hadir sebagai peserta, mengapresiasi kegiatan yang diadakan Kesbangpol tersebut.
Pihaknya pun turut mengajak ormas untuk bersama-sama berkolaborasi dalam memberantas kekerasan seksual anak dan perempuan, agar tidak terjadi di Kota Yogya.
Atik menegaskan, Kota Yogyakarta sudah memiliki Perda No 8 Tahun 2020 tentang pembangunan ketahanan keluarga yang di dalamnya ada peran dan fungsi keluarga.
"Anak perlu dilindungi, hak-hak anak juga harus dipenuhi agar anak mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Jadi, kita mulai dari keluarga, stop kekerasan pada anak," tandasnya. (aka)
Ormas di Jogja Dukung Pembangunan Daerah, Tidak Ada Stigma Negatif dari Publik |
![]() |
---|
Lantik Pengurus Baru, SC 234 Siap Jadi Agen Perubahan Jaga Nilai-nilai Kebudayaan |
![]() |
---|
Sebut Fenomena Bendera 'One Piece' Sebagai Ekspresi Publik, Pemkot Yogya: Perlu Diperhatikan |
![]() |
---|
Faktor Ekonomi hingga Perselingkuhan Picu Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Sleman |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Tindak Tegas Ormas Bersifat Preman, Harus Dilawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.