Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Penggunaan Baju Adat di Yogyakarta Setiap Kamis Pahing Diubah ke Kamis Pon, Ini Alasannya

Perubahan tersebut dilakukan sebagai wujud internalisasi dan pengenalan Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Sebutan hari Kamis Pahing atau Kamis Pahingan yang merujuk pada penanggalan/ kalender Jawa, identik dengan penggunaan pakaian adat para pelajar dan Aparat Sipil Negara (ASN) di DIY setiap 35 hari sekali atau selapanan.

Namun pada 2024, penggunaan pakaian adat setiap Kamis Pahing di DIY akan diubah menjadi Kamis Pon.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, Kamis (11/1/2024).

Dijelaskan Beny, perubahan tersebut dilakukan sebagai wujud internalisasi dan pengenalan Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sejauh ini, regulasi berupa Raperda tentang hal tersebut tengah berproses.

"Hal ini karena sudah ada pembahasan tentang Raperda Hari Jadi DIY antara eksekutif dan legislatif. Fasilitasi pemerintah pusat melalui Kemendagri sudah turun. Kemudian dibahas tadi jam 10, jadi sudah dibahas dan disepakati tinggal di undangkan," katanya di Kompleks Kepatihan Kamis (11/1/2024).

Penyesuaian ini dilakukan menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan diri masyarakat DIY yang memiliki penghayatan akan nilai-nilai luhur budaya dan perjuangan bangsa.

Sehingga mendorong timbulnya etos hidup dan etos kerja yang positif di DIY.

Selain itu, menjadi penanda berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman yang merupakan cikal bakal pemerintahan di DIY yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya bangsa melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selama ini, lanjut Beny, penentuan Hari Jadi DIY belum ditetapkan secara formal.

Bahkan belum ada pembahasan untuk memperingatinya.

Baca juga: Program Kampung Menari Mulai Bergulir di Kota Yogya, Setiap Selasa Wage dan Kamis Pahing

"Lantaran Hari Jadi DIY jatuh pada hari Kamis Pon, praktis dilakukan penyesuaian termasuk penggunaan pakaian tradisional DIY," terangnya.

Sebab itu, lanjut Beny, perlu dilakukan penyesuaian termasuk ketentuan perihal penggunaan pakaian adat DIY, yang akan disosialisasikan ke tingkat kabupaten/kota, kalurahan hingga BUMD melalui surat edaran yang sudah tertaken per 8 Januari lalu.

"Sosialisasinya lewat surat edaran itu nanti kan biro organisasi sebagai ujung leading sektornya akan menginformasikan hal itu. Misal hari ini masih ada yang pakai ada yang enggak, masih berproses tapi akan terus disosialisasi," jelasnya.

Adapun sebelumnya, penggunaan Pakaian Tradisional bagi pelajar maupun ASN menurut Peraturan Gubernur D.I.Yogyakarta No. 75 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Aparatur Sipil Negara.

Ketentuan dalam penggunaan Pakaian Tradisional Jawa Yogyakarta untuk pegawai maupun pelajar Laki-laki, pakaian tradisional Jawa Yogyakarta yang dipakai yaitu baju surjan dengan bahan dasar lurik yang memiliki corak selain yang digunakan oleh Abdi Dalem atau warna polos dan bukan motif kembang.  

Pada penutup kepala menggunakan Blangkon bergaya Yogyakarta batik cap atau tulis, serta pada bagian bawah menggunakan kain jarik batik motif Yogyakarta yang diwiru biasa.  

Penggunaan atribut lainnya menggunakan sabuk bahan satin polos atau menggunakan lonthong, epek, serta memakai keris atau dhuwung.

Tidak lupa memakai selop atau cenela untuk alas kaki.

Sementara untuk pelajar dan pegawai ASN wanita, wajib mengenakan kebaya tangkepan dengan bahan dasar lurik atau warna polos.

Pada bagian bawah menggunakan kain atau jarik batik motif Yogyakarta yang diwiru atau dilipat biasa.

Gaya rambut dapat dibentuk model gelung tekuk tanpa asesoris apapun.

Sedangkan bagi muslimah bisa menggunakan hijab atau jilbab muslimah seperti biasa.

Tak lupa menggunakan selop atau cenela sebagai alas kaki. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved