Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman

Jelang Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman, 11 Motif Batik 'Indra Widagda' Diciptakan Sang Permaisuri

Secara khusus, GKBRAA Paku Alam menciptakan 11 varian motif batik Indra Widagda atau yang berarti 'indra yang pandai'

|
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Permaisuri Kadipaten Pakualaman, Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam X menjelaskan perihal motif batik Indra Widagda yang akan dikenakan BPH Kusumo Kunto Nugroho dan dr Laily Annisa Kusumastuti pada acara Ijab/Akad Nikah, Jumat (5/1/2024). 

Kedua, motif Indra Widagda Jatmika merupakan varian motif Indra Widagda yang dipadukan dengan motif tradisional ‘nitik’. Motif Indra Widagda Jatmika (jatmika ‘tenang hati’) mengandung harapan akan hadirnya ketenangan dan keharmonisan di hati kedua calon pengantin.

Kain batik Indra Widagda Jatmika dikenakan B.P.H. Kusumo Kunto Nugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti setelah acara ‘Siraman’.

Ketiga, motif Indra Widagda Trajutrěsna merupakan varian Motif Indra Widagda yang dipadukan dengan motif tradisional ‘gringsing’.

Motif Indra Widagda Trajutrěsna (traju ‘seimbang’, trěsna ‘kasih sayang’) mengandung harapan akan anugerah cinta dan kebahagiaan dari Yang Maha Pengasih kepada pengantin, dan kelak diharapkan pasangan pengantin mampu menyayangi sesama dengan tulus.

Kain batik Indra Widagda Trajutrěsna dikenakan B.P.H. Kusumo Kunto Nugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti pada acara ‘Midodareni”.

Keempat, motif Indra Widagda Wariga Adi berupa kain ‘dodot’ atau ‘kampuh’, yaitu kain tradisional yang cukup panjang dan lebar untuk busana pengantin ‘paes agěng’.

"Di dalamnya dipadukan motif ‘Sěmen Kidang’ dan motif ‘Indra Widagda’, yang mengandung harapan agar ajaran yang telah diperoleh dari orang tua dan para sesepuh dapat dijadikan pegangan hidup, sehingga mereka mampu berkelana dengan tangkas di belantara kehidupan," paparnya.

Kain kampuh Wariga Adi dikenakan BPH Kusumo Kunto Nugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti pada acara ‘Panggih’ dan ‘Pahargyan Pertama’.

Kelima, motif Parang Indra Widagda merupakan varian batik Indra Widagda yang dipadukan dengan motif ‘parang’.

Motif Parang Indra Widagda mengandung harapan agar pasangan pengantin bisa memegang teguh keteladanan Bathara Indra yang memperhatikan pendidikan bagi diri dan orang lain. Motif Parang Indra Widagda dikenakan B.P.H. Kusumo Kunto Nugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti pada acara ‘Pahargyan II’.

Keenam, motif Parang Indra Palupi merupakan pengembangan motif Indra Widagda dalam bentuk motif ‘parang’. Motif Parang Indra Palupi (palupi ‘teladan’) mengandung harapan agar keteladanan orang tua bisa menjadi pegangan putra-putrinya dalam menjalani bahtera rumahtangga.

Kain batik Parang Indra Palupi dikenakan KGPAA Paku Alam X dan GKBRAA Paku Alam pada acara ‘Ijab’ dan ‘Pahargyan I’.

Ketujuh, motif Indra Widagda Dipta Sěntana merupakan varian motif Indra Widagda yang diciptakan untuk para saudara dan kerabat Kadipaten Pakualaman. Motif Indra Widagda Dipta Sěntana (dipta ‘pelita’, sěntana ‘kerabat) mengandung harapan agar para saudara dan kerabat menjadi cahaya pelita Kadipaten Pakualaman.

Batik Indra Widagda Dipta Sěntana dikenakan para saudara dan kerabat Pakualaman pada acara ‘pahargyan’ dan acara adat di Kadipaten Pakualaman.

Kedelapan, motif Indra Widagda Mitra Rumpaka (mitra ‘kawan’, ‘rumpaka ‘mengolah cipta’) merupakan varian motif Indra Widagda yang diciptakan bagi para panitia yang bertugas pada prosesi ‘Dhaup Agěng’ B.P.H. Kusumo Kunto Nugroho dengan dr. Laily Annisa Kusumastuti.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved