Puisi

Arti dan Makna Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran

Berikut arti dan makna puisi sebutir debu karya Kahlil Gibran, Penyair yang namanya tentu sudah tidak asing didengar oleh pembaca karya sastra puisi.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
Arti dan Makna Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran 

TRIBUNJOGJA.COM - Kahlil Gibran penyair yang puisi-puisinya akan tetap hidup dalam peradapan dunia.

Kahlil Gibran lewat puisi-puisinya yang indah selalu berhasil memukau dan membuat pembaca puisinya terpesona akan keindahan kata yang digunakan Kahlil Gibran.

Kahlil Gibran terus hidup dalam dunia puisi, salah satu puisi Kahlil Gibran yang tidak kalah menarik perhatian pembaca karya sastra adalah puisi Sebutir Debu.

Puisi Sebutir Debu karya Kahlil Gibran ini begitu dalam makna yang dapat dirasakan jika dinikmati secara mendalam.

Baca juga: Arti dan Makna Puisi Hapus Air Matamu Karya Kahlil Gibran

Puisi Sebutir Debu menceritakan bait per bait tentang bagaimana sebuah debu yang kecil, yang keberadaannya kerap kali tidak terlihat.

Puisi ini mengisyaratkan bagaiaman sebuah kehidupan sebutir debu kecil yang begitu berusaha akan kehidupannya.

Kahlil Gibran lewat puisi sebutir debu berhasil menyita perasaan pembacanya hingga merasakan bait demi bait bagaimana menjadi sebutir debu itu.

Baca juga: Kumpulan Puisi Romantis Karya Kahlil Gibran, Sang Penyair Cinta

Berikut puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran

Adalah sebutir debu

Meringkuk kedinginan­ Mengitari bumi tanpa rona

Selimut kecilnya tersapu angkasa

Rajut penghangatnya tercerai tanpa janji Rindu­

Masih mendekam dalam setiap detak jantung nafasnya

Walau hanya sekedar sapa.. hanya sebatas tanya

Di setiap penat letih dan keterpurukan nya

Dia berlari di tengah gurun gulita

Mengais-ais oase kehangatan

Bintang di tirai angkasa, tak cukup untuk menghangatkan nya

Mencari bulan, namun raib

Mentari, ia pun terlelap. Biarkan­.

Biarkan saja dia sendiri

Menikmati renungan gulita

Biarkan sang raja malam mengurungnya

Memenjarakan nya dalam gelap

Menghangatkan diri sendiri di perapian bagaskara.

(MG Anggita Pertiwi)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved