Cerita Detik-detik Ridho Berjalan Merangkak Selamatkan Diri dari Hujan Batu Erupsi Gunung Marapi
Ridho merupakan salah satu di antara 75 pendaki yang saat erupsi terjadi masih berada di atas puncak Gunung Marapi.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, PADANG - Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) lalu menjadi peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan oleh Muhammad Ridho.
Bagaimana tidak, Ridho merupakan salah satu di antara 75 pendaki yang saat erupsi terjadi masih berada di atas puncak Gunung Marapi.
Erupsi itu terjadi saat Ridho bersama enam rekannya turun dari gunung.
Tiba-tiba suara dentuman sangat keras yang diikuti hujan batu dan hawa panas langsung mengenai Ridho dan rekan-rekannya.
Beruntung, Ridho selamat dalam kejadian itu meski harus merangkak demi menyelamatkan diri.
Kondisinya saat itu terluka karena tertimpa hujan batu yang diluncurkan dari kawah Marapi.
Detik-detik bagaimana Marapi meletus dan perjuangan untuk bertahan hidup itu diceritakan oleh Ridho lewat video yang diunggah di media sosial.
Salah satunya akun TikTok dengan username @sapa.ngh.
Dalam video yang beredar, pengalaman mengerikan itu dialami Ridho saat dirinya bersama 6 rekannya mendaki Gunung Marapi.
Saat memulai pendakian, Ridho mengaku tidak mendapatkan informasi soal kondisi terkini dari Gunung Marapi.
Perjalanan naik ke puncak pun berjalan lancar dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi erupsi.
Setelah menikmati keindahan di Puncak Marapi, pada Minggu (3/1/2023) siang, Ridho dan rekan-rekannya memutuskan untuk turun gunung.
Saat itu jam menunjukan sekitar pukul 14.00 WIB.
Setelah mengemasi barang-barang, Ridho dan kawan-kawan mulai melangkah untuk turun gunung.
Perjalanan turun gunung itu berjalan lancar.
Namun tragedi tiba-tiba muncul.
Suara letusan Gunung Marapi terdengar sangat keras. Suara itu langsung diikuti dengan hujan batu dan hawa yang panas.
"Kami mau turun dari puncak sekitar jam dua atau tiga, terus ditengah perjalanan, tiba-tiba gunung meletus," kata Muhammad Ridho dilansir dari Tiktok @Sapa.ngh.
Menurut Ridho, batu-batu yang dilontarkan dari kawah Gunung Marapi menimpa para pendaki, termasuk dirinya dan rekan-rekannya.
"Udah meletus tuh, ada apa ini, hujan batu hujan batu, cuma lagi ke bawah, berlindung masing-masing. Kepala kena batu dari atas, kaki berdarah, sudah tuh udah siap bikin batu, baru ada hawa awan panas, panasnya tuh bau belerang," sambung Ridho.
Sesaat kemudian, Ridho bersyukur dirinya tak lagi merasakan panasnya hawa panas karena letusan Gunung Marapi.
Namun bau belerang tercium menyengat.
"Cuma entah kenapa itu rasanya gak panas lagi, cuma pakai jaket kan, nggak panas cuma baunya kuat sekitar dua menit di dalam langsung hilang dan terang, langsung berangkat ke bawah," terang Ridho.
Sementara kondisi teman-temannya yang lain, dikatakan sudah banyak yang tergeletak tak berdaya meminta pertolongan.
Bahkan sebagian pun ada yang terluka parah hingga patah tulang akibat dentuman letusan Gunung tersebut.
"Udah kondisi terang, kayak teman-teman yang ada udah pada terbaring, ada yang minta tolong, kakinya patah gitu, selain dari kampus juga banyak yang tidak dikenalin," ujar Ridho.
Dengan kondisi lemah, Ridho dan pendaki lain berusaha turun dan terus menghubungi pihak keluarga.
"Kami turun sama rombongan yang lain sama-sama turun itu, masih bisa menghubungi pihak keluarga, pas coba hubungi cuma lihat hp udah hancur kena batu, jadi gak ada," ungkapnya.
Ridho mengaku ia dan para pendaki sampai harus saling gendong dan ngesot berjalan di tengah semak.
"Terpaksa ngangkat jatuh terus, ngesot-ngesot golekan badan ke semak-semak tuh, kalau ada lumut, pegang ginian biar dinginm mungkin lupa sama temen posisinya di puncak," katanya.
Lebih lanjut, menurut kesaksian Ridho, ia sempat merasakan adanya tanda-tanda sebelum erupsi.
"Pas kami naik itu sejam sebelum ke puncak, ada bunyi mendesis gitu dalam kawah juga ada asap keluar tebal, cuma kata kawan kan, kawan udah biasa mendaki jadi dia bilang biasa aja gitu," ungkap Ridho.
Hingga akhirnya, mereka tiba di Pondok erupsi dan dijemput warga setempat.
Diketahui kini, kondisi kaki kiri Muhammad Ridho tidak bisa digerakkan karena luka bakar dan harus dipasang spalk.
Baca juga: Cerita Siska Bawa Selempang Wisuda Mendaki Gunung Marapi, Rencana Wisuda Itu Kini Tinggal Kenangan
Daftar 23 Korban Teridentifikasi
Berikut rekap korban meninggal dunia erupsi Gunung Marapi yang telah teridentivikasi hingga Rabu (6/12/2023) siang:
1. Muhammad Adan (21) berjenis kelamin laki-laki asal Pekanbaru
2. Muhammad Teguh Amanda (20) berjenis kelamin laki-laki asal Padang
3. Nazatra Adzin Mufadal (22) berjenis kelamin laki-laki asal Pekanbaru
4. Muhammad Alpikri (19) berjenis kelamin laki-laki asal Padang
5. Nurva Afitri (27) berjenis kelamin perempuan asal Padang Pariaman
6. Irfandi Putra (21) berjenis kelamin laki-laki, asal Solok
7. M. Wilki Syahputra (20) berjenis kelamin laki-laki asal Pekanbaru
8. Aditya Prasetyo (20) berjenis kelamin laki-laki asal Padang
9. Afrandia Junaidi (26) berjenis kelamin laki-laki asal Padang Pariaman
10. Yasirli Amri (20) berjenis kelamin perempuan asal Tanah Datar
11. Divo Suhendra (26) berjenis kelamin laki-laki asal Padang Pariaman
12. Filhan Alfiqh Faizin (18) jenis kelamin laki-laki asal Kota Padamg
13. Wahlul Ade Putra (19) laki-laki asal kota Padang.
14. Rizki Rahmad Hidayat (20) laki-laki asal kota Padang
15. Reyhani Zahra Fadli (18) berjenis kelamin perempuan asal Padang
16. Muhammad Iqbal (23) berjenis kelamin laki-laki asal Padang
17. Lenggo Baren (19) berjenis kelamin perempuan asal Tapanuli Utara
18. Zikri Habibi (19) berjenis kelamin laki-laki asal Padang
19. Novita Intan (39) berjenis kelamin peremluan asal Padang
20. Liarni (22) berjenis kelamin perempuan asal Jambi
21. Ilham Nanda Bintang (21) berjenis kelamin laki-laki asal Pekanbaru
22. Frengky Candra Kusuma (23) berjenis kelamin laki-laki asal Solok Selatan
23. Siska Afrina (22) , perempuan mahasiswa UNP
| Gunung Marapi di Sumbar Kembali Erupsi |
|
|---|
| Batuan Besar Material Gunung Marapi Akan Diledakkan |
|
|---|
| Data Terkini Korban Banjir Sumatera Barat, 67 Tewas, 20 Dilaporkan Hilang |
|
|---|
| Update Terbaru Data Korban Tewas Banjir Bandang Sumbar, Terbanyak dari Kabupaten Tanah Datar |
|
|---|
| UPDATE Terbaru Korban Banjir Bandang di Sumbar, BNPB: 40 Orang Tewas, 9 Hilang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.