Kuliner Jogja
Mengenal Bakpia, Oleh-oleh Asal Yogyakarta yang Sayang Jika Tidak Dibeli
Bakpia menjadi salah satu produk Yogyakarta yang acapkali menjadi buah tangan para pelancong. Camilan ini merupakan perpaduan antara cita rasa
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Bakpia menjadi salah satu produk Yogyakarta yang acapkali menjadi buah tangan para pelancong.
Camilan ini merupakan perpaduan antara cita rasa Tionghoa dengan lokal.
Awalnya, bakpia menggunakan minyak babi, tetapi lambat laun menjadi kue bulat tanpa minyak babi dan bisa diterima oleh semua kalangan.
Kehadirannya pertama kali di Yogyakarta karena usaha untuk memberi warna lain dari jenis makanan kecil.
Waktu itu, tidak banyak variasi camilan dan kebanyakan berupa makanan tradisional daerah atau roti yang diakulturasi dari Belanda.
Perpanduan tersebut menciptakan ruang bahwa akulturasi dan toleransi antara orang Tionghoa dan Jawa tidak hanya terwujud dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam wujud makanan.
Di Yogyakarta, ada banyak merek bakpia, salah satunya Bakpia Satu Hati yang berada di Pusat Oleh-oleh Bakpia Satu Hati di Jalan Cupuwatu II, Purwomartani, Kalasan, Sleman.
Bakpia adalah salah satu wujud konkret akulturasi antarbudaya Tionghoa dan Indonesia.
Bakpia kekinian banyak memiliki rasa yang beragam dan unik, tak hanya kacang hijau saja. Isian rasa pun diambil dari bahan premium yang membuat lidah bergoyang ketika memakannya.
Baca juga: Mengenal Kue Satu Lia Bu Wasi, Jajanan Jadul Yang Masih Eksis di Pasaran
Di Bakpia Satu Hati misalnya, ada enam rasa, yakni original, cokelat, keju, kumbu hitam, durian dan strawberry cheese yang tidak dimiliki bakpia lain.
Harga bakpia pun cukup terjangkau, mulai dari Rp20 ribu satu kotak dengan tingkat ketahanan mencapai 1 minggu.
Bakpia telah menjadi salah satu perpaduan kebudayaan yang relatif harmonis dan sekaligus memberikan contoh nyata tentang kebudayaan yang dinamis.
Cita rasa Tionghoa telah terpadu secara harmonis dengan cita rasa lokal (Jawa) sebagai perwujudan konkrit toleransi dan akultusari antar budaya Tionghoa dan lokal (Yogyakarta).
Sekat-sekat perbedaan semakin menjadi lentur karena proses dialog dengan lingkungan sekitar dan bahkan setelah beberapa dasawarsa kemudian sekat-sekat tersebut menjadi lebur.
Usaha untuk mempertautkan keberadaan bakpia dengan tradisi syukur yang pernah berjaya pada masanya di kampung di wilayah Yogyakarta merupakan usaha kreatif masyarakat memberikan warna yang berbeda.
Kuliner Malam Jogja yang Cocok Dinikmati Saat Musim Kemarau |
![]() |
---|
Perguruan Tinggi Diharapkan Ikut Angkat Potensi Kuliner Lokal Kulon Progo |
![]() |
---|
Catat! Jogja Food and Beverage Expo 2025 Bakal Hadir 21-24 Mei 2025 |
![]() |
---|
Produsen Bakpia di Teras Malioboro Sebut Dampak Positif Gelaran Pameran Pesta Bakpia |
![]() |
---|
Melihat Pameran Bakpia di Teras Malioboro Yogyakarta, Pengunjung Bisa Icip Bakpia Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.