HOAX! Presiden Jokowi Bertemu CEO TikTok untuk Kondisikan Algoritma Prabowo-Gibran

dapat dipastikan kalau tangkapan layar yang mencatut tirto.id dan Yayasan Kurawal adalah tidak benar atau menyesatkan

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Kominfo RI
Konten hoax yang menyatakan Presiden Jokowi Bertemu CEO TikTok untuk Kondisikan Algoritma Prabowo-Gibran 

TRIBUNJOGJA.COM - Beredar di media sosial Facebook, sebuah tangkapan layar yang menunjukkan sebuah konten yang menampilkan narasi dengan judul "JOKOWI BERTEMU CEO TIKTOK UNTUK KONDISIKAN ALGORITMA, ALGORITMA PRABOWO GIBRAN”.

Dalam artikel tersebut berisi narasi dengan upaya untuk meminta mengkondisikan posisi pasangan calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka di media sosial TikTok.

Faktanya, klaim dalam unggahan tersebut adalah keliru atau hoax.

Berdasarkan hasil penelusuran, tangkapan layar tersebut terlihat mencatut dari tirto.id dan Yayasan Kurawal.

Akan tetapi, faktanya dari pihak Tirto.id dan Yayasan Kurawal menyatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam konspirasi pemilu tersebut.

Adapun penjelasan dari Wakil Direktur Kurawal Donny Ardyanto menyebutkan kerja sama dengan Tirto.id tersebut berlangsung pada tahun 2020.

Kerjasama tersebut terkait liputan mendalam soal politik keluarga besar Presiden Jokowi jelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Namun, saat ini tidak ada bentuk kerja sama dengan pihak Tirto.id, sehingga dapat dipastikan kalau tangkapan layar yang mencatut tirto.id dan Yayasan Kurawal adalah tidak benar atau menyesatkan.

Baca juga: HOAX! Prabowo Tebar Ancaman jika Batal Jadi Presiden 2024

Menjelang Pemilu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau agar warga masyarakat mewaspadai penyebaran informasi hoax.

Kondisi itu harus menjadi perhatian bersama. Pasalnya, keberadaan hoaks mengenai Pemilu tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi namun berpotensi memecah belah bangsa.

Tidak hanya menyasar para bacapres dan bacawapres. isu hoaks dan disinformasi yang kami temukan turut menyasar reputasi KPU dan penyelenggaraan pemilu untuk menimbulkan distrust terhadap Pemilu.

Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi atau diselewengkan.

Kominfo pun turut mengimbau agar masyarakat selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved