Berita Kecelakaan
Fakta Kereta Kelinci Kecelakaan di Prambanan, dari Bantul Mau Jalan-jalan ke Rowo Jombor Klaten
Kecelakaan kereta kelinci tidak menimbulkan korban jiwa, tapi memberikan catatan bahwa kereta kelinci tak bisa berada di jalan raya lantaran
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Kecelakaan kereta kelinci terjadi di Jalan Gatak-Sumberwati, Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman, Minggu (19/11/2023).
Kecelakaan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tapi memberikan catatan bahwa kereta kelinci tak bisa berada di jalan raya lantaran tak memenuhi standar.
Berikut fakta-fakta kereta kelinci yang kecelakaan di Prambanan, Sleman:
1. Dari Bantul menuju Rowo Jombor Klaten
Kereta kelinci Hikari Putra itu memberikan tumpangan kepada 45 warga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul, DIY menuju ke sejumlah titik wisata.
Tiga titik wisata itu berada di Klaten, salah satunya adalah Rowo Jombor, Klaten.
Lurah Srigading, Prabawa Suganda, atau yang kerap disapa Bowo, mengatakan acara itu dibuat spontan oleh warga setempat.
Baca juga: Penjelasan Pemilik Kereta Kelinci yang Terlibat Kecelakaan di Prambanan
"Acara rekreasi itu dibuat oleh warga setempat secara spontan. Kemudian rencananya, perjalanan wisata mereka untuk pulang dan pergi naik kereta kelinci di tiga titik destinasi wisata di Klaten," jelasnya kepada Tribunjogja.com, Senin (20/11/2023).
Namun sayang, rencana rekreasi mereka harus berhenti saat sedang mengunjungi objek wisata pertama di Rowo Jombor, Klaten.
2. Kereta kelinci tidak kuat menanjak dan tergelincir
Sebab, di tengah perjalanan, kereta kelinci itu tidak kuat menanjak dan tergelincir mundur hingga gerbong belakang terbalik.
Akibat dari kejadian tersebut, tiga orang harus dirawat di sejumlah rumah sakit dikarenakan mengalami luka berat.
Bahkan, satu di antaranya ada yang mengalami patah tulang pada bagian kaki.
"Kemudian, warga yang tidak mengalami luka parah sudah kami jemput kemarin menggunakan empat kendaraan pribadi," tutur Bowo.
3. Warga trauma atas kejadian tersebut
Disampaikannya, imbas dari kejadian tersebut, terdapat sejumlah warga setempat mengalami rasa trauma dan takut untuk kembali menggunakan kendaraan kereta kelinci saat berpergian.
"Tapi, tidak banyak yang trauma. Saya tadi juga monitoring, beberapa warga ada yang sudah kembali melakukan aktivitas seperti pada umumnya," katanya.
Hal senada disampaikan oleh Dukuh Wirosutan, Venteen Guntono.
"Ibu saya kan juga menjadi salah satu penumpang dari kejadian itu. Tapi saat itu, ibu saya duduk di gerbong pertama. Jadi selamat dan tidak mengalami luka-luka. Tapi, tetap saja ada rasa trauma," beber dia.
Meski demikian, ibunda dari Dukuh Wirosutan, yang berinisial SS (67), tidak membutuhkan perawatan medis untuk penanganan rasa trauma atau ketakutan dari kejadian kereta kelinci yang terguling tersebut.
"Beberapa warga lain yang tidak mengalami luka parah juga saat ini ada yang sudah kembali melakukan aktivitas seperti sehari-hari," lanjutnya.
4. Pemilik kereta kelinci Hikari Putra buka suara tentang sopir pengganti
Pemilik Kereta Kelinci Hikari Putra, Gunanto, buka suara seusai kereta kelinci miliknya terlibat kecelakaan tunggal.
"Awalnya, kendaraan itu saya yang bawa dari Kabupaten Bantul sampai ke Kabupaten Sleman. Tapi, karena saya tidak tahu jalan. Jadi ada orang lain yang menjadi sopir pengganti kendaraan itu," ungkapnya kepada Tribunjogja.com, Senin (20/11/2023).
Sebelum berangkat mengantarkan para penumpang yang merupakan warga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, DIY, pemilik sekaligus sopir kereta kelinci itu sudah menghubungi rekannya.
Baca juga: Polres Bantul Larang Kereta Kelinci Beroperasi di Jalan Raya Demi Keselamatan Bersama
Saat itu ia sedang berkonsultasi dan meminta petunjuk jalan mana yang seharusnya dilintasi agar kereta kelinci dan para penumpang selamat.
Namun, mengetahui kondisi bahwa jalan yang hendak dilintasi oleh rombongan rekreasi dari warga Kalurahan Srigading itu terlalu terjal, maka Gunanto meminta tolong kepada rekannya untuk mencarikan sopir pengganti.
5. Sopir pengganti tak kuasai medan
Setelah itu, pada saat hari kejadian, Gunanto mengendarai kereta kelinci dari kediamannya dan menjemput penumpangnya di wilayah Kalurahan Srigading.
Lalu, mereka bersama-sama berangkat ke tiga titik destinasi wisata.
Namun, di tengah perjalanan atau di Kalurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Gunanto melakukan pergantian sopir kereta kelinci.
"Dari situ, kereta itu dibawa sama temannya teman saya. Tapi ternyata, dia salah jalan dan tidak menguasai medan. Jadi, satu gerbong belakang kereta itu tergelincir dan ada penumpang yang mengalami luka-luka," tuturnya.
6. Biaya pengobatan ditanggung pemilik kereta kelinci
"Tapi, semua korban yang mengalami kecelakaan itu sudah berobat dan saya minta kwitansi pengobatannya untuk saya ganti uang pengobatannya," imbuh Gunanto.
Sayangnya, ia enggan membeberkan nominal uang pengobatan yang akan dan telah diganti tersebut.
"Karena saat ini, masih ada satu orang yang dirawat. Dia ada patah tulang," tuturnya.
Sejauh ini, biaya pengobatan sejumlah warga Kalurahan Srigading ia tanggung sendiri.
"Semua saya tanggung sendiri, karena kan kecelakaan kereta kelinci tidak bisa ditanggung oleh pihak Jasa Raharja," jelasnya.
Baca juga: Kereta Odong-odong Memakan Korban di Sleman, Dirlantas Polda DIY: Harus Ada Uji Kelayakan
"Mudah-mudahan pihak sopir pengganti juga bisa membantu meringankan beban pengobatan warga yang terlibat kecelakaan itu," lanjutnya.
Imbas dari kejadian laka tunggal itu, kereta kelinci milik Gunanto mengalami kerusakan pada bagian belakang gerbong.
"Kerugian kerusakan kereta belum tahu sampai berapa banyak. Karena sekarang belum saya bawa bengkel dan saya masih fokus menangani biaya korban itu," ucap dia.
7. Kereta kelinci Hikari Putra tutup sementara
Gunanto mengatakan bahwa usahanya sementara ini tidak beroperasi seperti pada umumnya, alias tutup.
Ia berharap kepada pemerintah untuk ada campur tangan dalam memperoleh kendaraan kereta kelinci beroperasi seperti pada umumnya.
"Kereta kelinci punya saya itu kan masih baru. Baru saja ada satu tahun. Tapi, ya mau tidak mau harus tutup dulu sampai diperbolehkan lagi beroperasi," jelasnya.
"Ke depan, saya harap pemerintah bisa memperbolehkan pengguna kereta kelinci untuk beroperasi. Karena, wisatawan akan senang kalau berlibur pakai kereta kelinci seperti itu," tandas Gunanto.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Korban Kecelakaan Maut di Salam Magelang Bertambah Jadi Dua Orang |
![]() |
---|
Laka Maut Jalan Yogyakarta–Muntilan Renggut Satu Nyawa Mungil |
![]() |
---|
Kronologi Laka Beruntun di Simpang Tiga Jumoyo Magelang yang Tewaskan Seorang Balita |
![]() |
---|
Dua Kecelakaan dalam Sehari Dilaporkan Terjadi di Kulon Progo, Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Terobos Lampu APILL, Dua Motor Tabrakan di Simpang Janti Nanggulan Kulon Progo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.