Human Interest Story

Kisah Aipda Wahyu, Tetap Beternak Bebek Petelur di Sela Tugas Sebagai Abdi Negara di Purworejo

Berawal dari rasa suka, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Loano, Polres Purworejo, Polda Jawa Tengah, itu memilih beternak bebek petelur. 

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
Aipda Wahyu Kristanto (38), Bhabinkamtibmas Polsek Loano, Polres Purworejo, sedang memanen telur bebek peliharaannya, beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Menjadi abdi negara rupanya tak membuat Aipda Wahyu Kristanto (38) malu melakukan pekerjaan lain.

Berawal dari rasa suka, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Loano, Polres Purworejo, Polda Jawa Tengah, itu memilih beternak bebek petelur. 

Warga Dusun Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, itu mengaku telah beternak bebek petelur sejak lima tahun lalu.

Kini, ia memiliki bebek petelur sebanyak 700 ekor dan bahkan memberdayakan sejumlah warga binaan Polsek Loano untuk ikut menjadi peternak bebek petelur. 

"Awalnya saya memelihara bebek sekitar 100 ekor. Kala itu modal pertama sekitar Rp14 juta, untuk beli bebek bayah (bebek remaja siap bertelur) sebanyak 100 ekor senilai Rp9 juta. Kemudian, Rp5 juta untuk membuat kandang di belakang rumah. Untuk seluruh proses perawatan dan pemeliharaan, saya belajar otodidak dari Youtube," jelas Aipda Wahyu kepada Tribunjogja.com, beberapa waktu lalu. 

Di halaman belakang rumah Aipda Wahyu terdapat sebuah kandang semi terbuka yang berisi sekitar 400 bebek.

Sedangkan, 300 bebek lainnya dititipkan ke warga binaan di Desa Trirejo dan Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 

Setiap tiga hari sekali, Aipda Wahyu juga selalu berkeliling ke peternak binaan untuk mengambil telur hasil panen. 

Langkah itu, ia lakukan karena masih banyak warga binaan yang belum mengetahui tempat memasarkan telur.

Sehingga, ia datang sebagai pengepul yang menampung dan memasarkan telur-telur tersebut ke mitra bisnisnya. 

"Saya selalu bilang ke warga desa binaan agar memiliki penghasilan lain, salah satunya dengan beternak bebek. Mereka tidak perlu bingung cara pemasarannya, karena bisa lewat saya. Adapun keuntungan bisa diterima dengan sistem bagi hasil (bagi warga yang menernakkan bebeknya)," katanya. 

Menurut Aipda Wahyu, beternak bebek cukup mudah dan tidak menganggu pekerjaannya sebagai abdi negara.

Sebab, untuk perawatannya hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam setiap pagi, sebelum berangkat kerja. 

Setiap pagi, ayah dua orang anak itu rajin membersihkan kandang bebek, memberi makan, serta memanen telur bebek sebelum berangkat bertugas ke Mapolsek Loano.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved