DI Yogyakarta Terdampak Kekeringan

Musim Kemarau, 761 Ribu Liter Air Bersih Telah Disalurkan di Sleman, Ada Ribuan Jiwa Terdampak 

Droping air bersih di Sleman sejak tanggal 14 Agustus sampai tanggal 10 Oktober jumlahnya 761 ribu liter.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Sejumlah warga Banyurejo, Tempel antre mengambil air dari Hidran Umum yang telah dipasang di beberapa titik untuk membantu warga yang dampak krisis air bersih, Jumat (6/10/2023) lalu. 

Pihaknya juga mencatat total jumlah warga yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Sleman sebanyak 243 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 1.183 jiwa. 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama mengatakan, kekeringan yang melanda Puskemas Ngaglik II ini masalahnya karena kedalaman sumur hanya 10 meter.

Pihaknya mengaku sudah merencanakan upaya jangka panjang agar kebutuhan air di Puskemas ini tetap terpenuhi dengan mengebor untuk memperdalam sumur. 

"Upaya jangka panjang ada. Kalau yang di Puskemas Ngaglik II ini masalahnya kedalaman sumur 10 meter sehingga sudah direncanakan untuk pendalaman sumur dengan bor. Saya sudah komunikasi dan siap pendalaman sumur," kata Cahya.

Mundur 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY sebelumnya telah memprediksi awal musim hujan secara umum di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dimulai bulan November dasarian pertama hingga bulan Desember dasarian pertama.

Jika dibandingkan normal awal musim hujan,--yang semula diprediksi Oktober,--maka awal musim hujan tahun ini diprakirakan mundur 2 hingga 3 dasarian akibat fenomena elnino.

"Betul. Awal musim hujan di wilayah DIY umumnya mundur 2 sampai dengan 3 dasarian. Prakiraan di DIY awal musim hujan terjadi pada bulan November dasarian 1 sampai dengan Desember dasarian 1," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas 

Menurut dia, mundurnya prakiraan awal musim hujan ini karena fenomena elnino yang menyebabkan intensitas curah hujan menjadi berkurang.

Alhasil awal musim hujan umumnya mundur.

Mundurnya awal musim hujan ini perlu antisipasi dini.

Reni meminta kepada masyarakat maupun instansi terkait agar mewaspada terhadap dampak yang ditimbulkan.

Seperti potensi kekeringan maupun potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Warga juga diminta untuk menjaga kondisi tubuh dengan banyak mengonsumsi air putih plus vitamin untuk mencegah dehidrasi.

Sebab, musim kemarau yang panjang bisa menyebabkan suhu lebih panas dan udara dirasakan lebih kering.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved