UPDATE Aktivitas Gunung Merapi, Senin 9 Oktober 2023 : BPPTKG Catat Ada 18 Kali Guguran Lava

Gunung Merapi teramati 18 kali mengeluarkan guguran lava, sepanjang periode pengamatan hingga Senin (9/10/2023) pagi.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Muhammad Fatoni
unsplash.com
Gunung Merapi, Indonesia 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY teramati 18 kali mengeluarkan guguran lava, sepanjang periode pengamatan hingga Senin (9/10/2023) pagi.

Selain itu, juga terdengar enam kali suara guguran dengan intensitas kecil hingga sedang. 

Hal itu berdasarkan pengamatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pukul 00.00-06.00 WIB.

"Hari ini, teramati 17 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter (m). Satu kali guguran lava ke arah Kali Boyong sejauh 1.000 m dan terdengar enam kali suara guguran intensitas kecil hingga sedang dari Pos Babadan," kata Susanta, Penyusun Laporan. 

Dalam kurun waktu yang sama, tercatat 39 kali guguran dengan amplitudo: 3 - 22 milimeter (mm) dan durasi 22.8 - 147.9 detik. 

Kemudian, hybrid atau fase banyak sejumlah 60, amplitudo: 3 - 9 mm, S-P: 0.4 - 0.5 detik dengan durasi 5.6 - 9.5 detik. 

Berdasarkan pengamatan meteorologi, cuacanya berawan. Angin bertiup tenang ke arah barat, suhu udara 17.4 - 19 derajat celcius dengan kelembapan udara 67 - 84.6 persen dan tekanan udara 875.1 - 920 mmHg. 

Sedangkan secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas.

Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah. 

"Hingga saat ini, tingkat aktivitas di Gunung Merapi level III atau siaga," ucapnya. 

Saat ini, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sementara di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Oleh karenanya, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi sekaligus mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved