Berita Jogja Hari Ini

Marak Aksi Nekat Mengakhiri Hidup di Jogja, Kampus Diminta Sedia Layanan Konseling untuk Mahasiswa

Kasus mengakhiri hidup masih kerap ditemui di wilayah DI Yogyakarta dalam beberapa waktu terakhir. Pada awal Oktober 2023 ini tercatat sudah tiga oran

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek, Nizam 

Disclaimer: Informasi ini bukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Jika mengalami tanda-tanda depresi dengan kecenderungan pemikiran untuk mengakhiri hidup, sebaiknya segera melakukan konsultasi ke psikolog, psikiater, atau pihak-pihak terkait.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus mengakhiri hidup masih kerap ditemui di wilayah DI Yogyakarta dalam beberapa waktu terakhir.

Pada awal Oktober 2023 ini tercatat sudah tiga orang di DIY yang melakukan tindakan untuk mengakhiri nyawanya sendiri.

Menanggapi fenomena tersebut, perguruan tinggi diminta untuk membuka layanan konseling yang bisa diakses mahasiswa sewaktu-waktu.

Khususnya pada mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental akibat berbagai kasus seperti kekerasan seksual, perundungan, hingga menjadi korban pinjaman ilegal (pinjol) ilegal.

Baca juga: Warga Klaten yang Hilang 20 Hari, Ternyata Ditemukan Meninggal Dunia di Dasar Jurang

"Kami mendorong kampus-kampus memiliki BK, ruang konsultasi masalah psikologi, dan juga menjadikan dosen dan tendik sebagai teman, mitra dan mentor atau coach bagi mahasiswa ketika ada masalah baik kiriman orang tua terlambat, putus dengan pacar, problem-problem itu ada tempat untuk curhat," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (dirjen dikti), Kemendikbud Ristek, Nizam disela EduFair di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah V DIY, Minggu (8/10/2023).

Menurut guru besar UGM tersebut, keberadaan layanan BK di kampus sangat penting. Mengingat di DIY sekitar 60 persen mahasiswanya berasal dari luar provinsi.

Hal ini menunjukkan bahwa Yogyakarta merupakan kota yang menjadi tujuan pendidikan bagi banyak orang dari berbagai daerah. Beragamnya mahasiswa dari berbagai daerah juga menjadikan masalah semakin kompleks.

"Untuk itu, perlu ada upaya dari berbagai pihak untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai tempat yang aman, nyaman, dan sehat bagi pendidikan," paparnya.

Kampus, lanjut Nizam juga harus menjadi ruang aman dan nyaman bagi mahasiswa ketika menempuh pendidikan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendikbud Ristek telah meminta perguruan tinggi untuk membentuk Satuan Tugas (satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan pendidikan.

Dia menambahkan, keberagamaan di lingkungan kampus juga perlu dihormati dan diapresiasi, tanpa mengabaikan keberagaman lain dalam kampus. Sebab kualitas spiritual dapat memperkuat kesehatan jasmani dan rohani.

"Dengan demikian, kita berupaya membangun kampus yang aman, sehat, dan nyaman bagi semua anggota civitas akademika untuk beraktivitas dan mengembangkan prestasi. Ini penting karena banyak mahasiswa yang datang dari luar kota, dan mereka perlu merasa diterima sebagai bagian dari komunitas kampus," imbuhnya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved