Berita Purworejo
Kisah Ariyanto, Warga Purworejo yang Selama 10 Tahun Tak Gunakan Gas LPG karena Manfaatkan Biogas
Sudah sekitar 10 tahun lamanya, Ariyanto, warga Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tidak menggantungkan penggunakan
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Sudah sekitar 10 tahun lamanya, Ariyanto, warga Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tidak menggantungkan penggunakan gas LPG untuk memenuhi kebutuhan dapur.
Sebab, pria berusia 45 tahun itu sudah memanfaatkan kotoran sapi untuk diolah menjadi biogas.
Biogas tersebut yang Ari gunakan untuk menghidupkan kompor dan memasak. Sehingga menggantikan penggunaan kompor kayu ataupun tabung gas LPG.
Api yang dihasilkan dari biogas itu terlihat berwarna biru dan menyala cukup besar serta stabil.
Berkat memanfaatkan energi gas metana dari kotoran sapi itu, Ari berhasil menghemat uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah sebulan. Bahkan, inovasi mandiri energi itu juga dimanfaatkan oleh tetangga Ari secara gratis.
Ari menyebut mulai menerapkan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas sejak 2013 lalu. Ia bercerita ide tersebut muncul dari kakaknya yang seorang Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, bernama Karnoto.
"Dulu sekitar 2010 di desa ini masih sering banjir dan rumah saya menjadi tempat berkumpulnya warga. Ketika warga buang air, kakak saya berpikir sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan (kotorannya). Akhirnya kakak memutuskan berternak sapi dan memanfaatkan kotorannya untuk diolah menjadi biogas," ucap Ari kepada Tribunjogja.com, Senin (9/10/2023).
Pada awalnya, Ari memiliki sapi sebanyak 36 ekor yang bisa menghasilkan belasan kg gas dalam sehari. Di mana bisa mencukupi kebutuhan memasak untuk 13 rumah di sekitar rumah Ari.
Baca juga: CERITA di Balik Munculnya Makam Jambu Mangli di Kulon Progo Yogyakarta
Baca juga: Tukang Rudapaksa Asal Sleman Kini Cuma Bisa Menunduk Setelah Ditangkap, Dua Gadis Jadi Korban
Namun seiring berjalannya waktu, dia tinggal memiliki sapi 12 ekor yang menghasilkan gas metana sekitar 3 kg dalam sehari. Gas tersebut kini dimanfaatkan oleh tiga rumah untuk memasak.
Tribunjogja.com berkesempatan melihat berkeliling di rumah Ari pada Senin (09/10/2023). Kandang sapi Ari berada di bagian depan rumahnya yang langsung menghadap ke jalan utama.
Kandang sapi tersebut terlihat lebih bersih meski sesekali masih terhirup aroma khas kotoran sapi.
Di lantai kandang terlihat ada saluran pembuangan kotoran sapi yang bermuara ke sebuah bak penampung berukuran 2x2 meter sedalam 2 meter. Bak tersebut terkubur di dalam lantai koridor menuju dapur rumah Ari.
Tak jauh dari lokasi itu ada bak penampung kedua yang merubah wujud kotoran sapi menjadi cair. Kemudian, dialirkan ke bak penampung ketiga yang berada di kuar rumah. Bak penampung ketiga itu yang akan jadi tempat perubahan cairan kotoran menjadi gas dan pupuk cair.
"Untuk gas metana dialirkan ke kompor menggunakan instalasi dari pipa besi. Prosesnya terjadi setiap hari karena pasti masih ada sisa gas kemarin. Kalau warga mau pakai biogas monggo (silahkan) tidak dipungut biaya asalkan memasnag instalansi gas. Kalau pupuk cair juga boleh diminta warga," jelasnya.
Polres Purworejo Bakal Terjunkan 386 Personel untuk Amankan Lalin Selama Lebaran 2024 |
![]() |
---|
Sejumlah Harga Bahan Pokok di Purworejo Merangkak Naik Jelang Lebaran 2024 |
![]() |
---|
10 Hari Jelang Lebaran 2024, Aktivitas Penumpang di Terminal Tipe A Purworejo Masih Landai |
![]() |
---|
Polisi Sita 10 Botol Miras dari Sebuah Toko di Kecamatan Kutoarjo Purworejo |
![]() |
---|
DPPPAPMD Purworejo Pastikan Pencairan Siltap Kades dan Perangkat Desa Selesai Sebelum Lebaran 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.