Berita Klaten Hari Ini
Ini Rekomendasi Kuliner Enak di Klaten, Dawet Beras Handayani Cuma Rp 4.000 Semangkuk
“Ini meneruskan usaha orang tua. Saya dulu sering bantu-bantu jualan ini pas masih sekolah, sekarang saya yang meneruskan. Selepas SMA tahun 1987,
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Di cuaca yang panas seperti ini, dawet menjadi salah satu minuman yang segar untuk ditenggak.
Itu juga yang dirasakan oleh seorang perempuan, Tato (50) ketika meminum satu mangkuk Dawet Beras Handayani.
Tato menepikan motor yang ia kendarai dengan seorang perempuan muda dan anak kecil di depan warung kecil milik Handayani.
Warung itu berada di depan gapura Gang Latar Putih, Jalan Rajawali, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
“Wah kalo gak ke sini siang hari itu rasanya ada yang kurang. Dawet beras ini satu-satunya di Klaten,” klaim Tato sambil menikmati semangkuk dawet yang diracik Handayani.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Gunung Lawu Hanguskan Warung Mbok Giyar
Tato mendeskripsikan Dawet Beras Handayani sebagai minuman yang tidak manis tapi menyegarkan.
Ketimbang dawet lain, dia menyukai dawet buatan Handayani yang memiliki rasa lebih ringan.
“Biasanya kalau dawet lain itu berat, kental. Kalau ini tetap manis tapi tidak eneg. Tekstur dawetnya klenyer-klenyer (lembek mudah hancur) ,” jelasnya.
Berjualan Sejak 1987
Handayani berjualan sejak tahun 1987. Resep dawetnya telah menjadi warisan keluarga.
Dari ibunya, hingga dia, resep dawet yang digunakan sama, menggunakan tepung beras alih-alih tepung tapioka.
Gula jawa atau juruh yang dia siapkan juga lebih cair dibanding dengan dawet lainnya.
“Ini meneruskan usaha orang tua. Saya dulu sering bantu-bantu jualan ini pas masih sekolah, sekarang saya yang meneruskan. Selepas SMA tahun 1987, saya jualan sendiri,” terangnya.
Selama wawancara, kurang lebih 30 menit, setidaknya ada 10 pembeli yang silih berganti datang ke warungnya.
Ada yang membeli untuk dimakan di tempat, ada juga yang dibungkus.
Tangan Handayani pun dengan cekatan melayani para pembeli, termasuk mencuci mangkuk yang telah digunakan agar bisa dijadikan wadah lagi.
Handayani mematok harga terjangkau untuk dawet-dawet yang dia jual.
Untuk satu mangkuk, ia beri harga Rp 4.000, dawet dibungkus campur juruh dan santan Rp 4.000, dawet dibungkus pisah (juruh dan santan) Rp 6.000 dan 1 plastik Rp 16.000.
“Biasanya buka dari jam 10.00 WIB. Kalau weekend bisa lebih pagi soalnya dibantu anak saya,” tambahnya.
Ia tidak dapat memperkirakan berapa banyak dawet yang bisa ia buat setiap hari dan hanya menunjukkan empat panci besar sebagai tempat dawetnya.
Selain terbuat dari tepung beras, dawet racikan Handayani juga berwarna, menggunakan pewarna makanan yang aman.
Tak heran, dawetnya terlihat lebih berwarna dan menarik untuk ditenggak. (Ard)
Bupati Klaten Belum Terima Laporan Kasus Beras Oplosan di Wilayahnya |
![]() |
---|
Pamitan ke Dapil 1, Bupati Klaten Penuhi Janji Beri Bantuan Turunkan Angka Stunting |
![]() |
---|
Lagi, Bocah Berusia 11 Tahun di Klaten Tewas Tersetrum Listrik saat Hujan-hujanan |
![]() |
---|
Bupati Klaten Resmikan Palang Pintu Perlintasan Sebidang Kereta Api di Desa Boto |
![]() |
---|
Amankan 1.500 Miras pada Januari-November 2024, Polres Klaten Sidangkan 34 Kasus Tipiring Miras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.