Asal Usul Penamaan Kampung Ketandan Wilayah Pecinan di Jogja, Berawal dari Kediaman Petugas Pajak
Mereka menempati lokasi yang sekarang dikenal sebagai pusat aktivitas ekonomi di jantung Kota Jogja yaitu seputaran kawasan Malioboro.
TRIBUNJOGJA, YOGYA - Yogyakarta sebagai tempat bertemunya masyarakat dari berbagai etnis dan suku punya satu kawasan pecinan atau pemukiman orang-orang dengan latar belakang Tionghoa.
Mereka menempati lokasi yang sekarang dikenal sebagai pusat aktivitas ekonomi di jantung Kota Jogja yaitu seputaran kawasan Malioboro.
Adalah Kampung Ketandan yang terletak di Kelurahan Ngupasan, Kemantren Gondomanan.
Pintu masuk ke wilayah ini jika melaju dari kawasan Malang sangat berciri khas Tionghoa.
Di depan area kampung berdiri gapura dengan ukiran dan ornamen khas negeri tirai bambu berikut arsitektur atapnya.
Ketua Kampung Ketandan Kuncoro menerangkan, keberadaan pemukiman orang-orang Tionghoa di seputaran Malioboro khususnya kampung setempat punya sejarah panjang.
Dulunya lokasi tersebut merupakan kawasan pasar yang masih menyambung dengan area Beringharjo.
"Dulunya cuma satu orang yang jualan toko emas lama kelamaan menjalar di sana dan semakin banyak," ujarnya.
Awalnya aktivitas perdagangan yang diperjual belikan di tempat itu merupakan komoditas garam. Seiring berjalannya waktu ada satu orang Tionghoa yang kemudian membuka toko emas.
Tokonya pun ramai didatangi pembeli. Lama kelamaan semakin banyak warga Tionghoa lain yang membuka toko serupa dan bertahan sampai sekarang.
"Dulu cuman pasar biasa areal pasar yang jualan garam. Kemudian teman-teman Tionghoa ada coba satu yang buka toko emas lalu barang kali ramai, kemudian orang lain ikut jadi jualan emas sehingga bertahan sampai sekarang banyak yang jualan emas di sana," kata dia.
Tokoh masyarakat Kampung Ketandan Tjun Daka Prabawa menjelaskan, di tahun 1800 an wilayah tersebut dulunya sudah dihuni oleh orang Tionghoa.
Mereka merupakan petugas pemungut pajak dengan pangkat Tondo yang mengutip pajak dari sejumlah orang Tionghoa yang berdagang di kawasan tersebut. Dari sana asal muasal nama Ketandan bertahan sampai saat ini.
Kampung Ketandan dulunya juga menjadi tempat tinggal Tan Jin Sing, seorang kapiten Tionghoa yang kemudian diberi amanah oleh Sultan Hamengku Buwono III sebagai Bupati Jogja dan berubah nama menjadi Raden Tumenggung Secodiningrat.
Area Kampung Ketandan dulunya terbentang dari sebelah utara Beringharjo sampai ke perempatan Ketandan ke selatan sampai lokasi yang sekarang menjadi Ramayana.
Gumregah Merti Uwuh, Pedagang Malioboro Berlomba Menyisir Sampah di Jantung Pariwisata Jogja |
![]() |
---|
Libur HUT ke-80 RI, Okupansi Hotel di Malioboro Jogja dan Sekitarnya Berkisar 40-60 Persen |
![]() |
---|
Info Agenda Jogja Akhir Pekan Ini Minggu 17 Agustus 2025, Ada Jogja Fashion Carnival 2025 |
![]() |
---|
Atap Jogja Library Center Malioboro Bocor, DPAD DIY Ungkap Kondisi Kerusakan Koleksi |
![]() |
---|
Ide Wali Kota Yogyakarta untuk Tertibkan Pengamen di Kawasan Malioboro |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.