Sumbu Filosofi Yogyakarta

Wakil Ketua DPRD DIY : Penetapan Warisan Dunia pada Sumbu Filosofi Bisa Dongkrak Kunjungan Wisman

Wisatawan mancanegara akan merasa penasaran untuk berkunjung ke sumbu filosofi dengan adanya penetapan tersebut.

Dok. Humas Pemda DIY
UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Budaya Dunia 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penetapan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO diyakini akan mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah DI Yogyakarta.

Dengan demikian, diharapkan akan berimbas pula pada kesejahteraan masyarakat sekitar. 

"Belum kita belum lakukan perhitungan soal dampaknya, tapi ini kalau target-target wisatawan itu sudah ada," kata Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, di Kompleks Kepatihan, Kamis (19/9/2023). 

Huda menjelaskan wisatawan mancanegara akan merasa penasaran untuk berkunjung ke Sumbu Filosofi Yogyakarta dengan adanya penetapan tersebut.

Maka dimungkinkan ada ketertarikan untuk mengetahui secara langsung seperti apa warisan dunia yang ditetapkan di DIY ini.

Terlebih, kawasan dari Panggung Krapyak hingga Tugu Jogja itu penuh dengan filosofi yang dapat memikat turis. 

"Penetapan ini nggak mudah prosesnya dan saya harap ini akan ada kunjungan wisatawan dari berbagai negara dan dari dalam negeri yang cukup banyak setelah peristiwa ini," ujarnya. 

Huda menyebut imbas selanjutnya adalah bagi sektor ekonomi pariwisata dan kesejahteraan masyarakat Jogja dipastikan akan sangat besar.

Sehingga, penetapan kawasan sumbu filosofi sebagai warisan budaya dunia ini dianggap tak sekedar momentum penetapan semata.

Melainkan, dampak secara luas ke depan untuk kesejahteraan masyarakat. 

"Alhamdulillah untuk Jogjakarta sumbu filosofi ini tidak ada komplain dari negara yang lain dan langsung bisa ditetapkan artinya ini juga sesuatu yang menunjukkan kualitas dari sumbu filosofi ini sudah diakui betul oleh dunia," ujarnya.

Huda kemudian mengapresiasi Pemda DIY yang telah mempersiapkan menuju proses penetapan tersebut.

Dia mengakui, upaya ini tak mudah dan membutuhkan usaha bertahun-tahun. Apalagi, proses penetapan berjalan lancar tak ada sanggahan dari negara-negara lain. 

"Sebelumnya kan India dikomplain banyak negara kemudian proses di Yogyakarta Indonesia ini tidak ada komplain saya kira sangat bersyukur itu. Tidak semua negara ditetapkannya seperti ini dan prosesnya kita lihat sangat lancar ya," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved