Pemkot Yogyakarta dan LKP Duta Persada Bersinergi Siapkan SDM Handal di Sektor Perhotelan

LKP Duta Persada sudah sangat berpengalaman dalam memperisapkan sumber daya manusia di sektor perhotelan.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Suasana orientasi Program PKK yang berlangsung di Kota Yogyakarta, Kamis (21/9/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA  - Sektor perhotelan selama ini menjadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di wilayah Kota Yogyakarta, sebagai salah satu daerah wisata unggulan di Indonesia.

Peluang tersebut semakin melesat, seiring meningkatnya kebutuhan akomodasi pariwisata, selepas pandemi Covid-19 berlalu.

Kepala Seksi Pengembangan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogya, Anita Sri Madumurti, mengatakan pihaknya senantiasa mendorong kesiapan tenaga kerja untuk menjemput peluang itu.

Terlebih, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI telah menggulirkan Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK).

Ia menjelaskan, di wilayah DI Yogyakarta, terdapat satu LKP yang menjalankan Program PKK tipe Platinum, yakni LKP Duta Persada.

"Peserta kami dorong menjalani pelatihan secara maksimal. Sebab, program ini merupakan kesempatan berharga sebelum memasuki dunia kerja," tandasnya, di sela orientasi Program PKK di Kota Yogya, Kamis (21/9/23).

Ia mengatakan, LKP Duta Persada sudah sangat berpengalaman dalam memperisapkan sumber daya manusia di sektor perhotelan.

Pasalnya, lembaga tersebut telah 24 tahun berkiprah, sekaligus menjalani penilaian kinerja dengan nilai A, sehingga diyakini mampu mencetak tenaga kerja profesional.

"Kolaborasi dengan LKP akan terus kami bangun dalam menyiapkan tenaga terlatih. Apalagi, dunia perhotelan itu menjual jasa, bagaimana memberi kesan baik pada tamu," urainya.

Sementara, Direktur LKP Duta Persada, Avianty Kartikasari, mengungkapkan, untuk menjalankan Program PKK kelas Platinum bukanlah hal mudah, karena kualifikasi dari pemerintah sangat ketat dan wajib terakreditasi.

Alhasil, pihaknya harus melakukan proses seleksi terhadap calon peserta, dengan target seluruhnya bisa terserap ke hotel kelas internasional, baik di dalam atau luar negeri.

"Tolok ukur keberhasilan program ini adalah, minimal 80 persen peserta dapat terserap di dunia kerja, dengan gaji minimal dua kali UMR," tegasnya.

Ia pun tidak memungkiri, pariwisata merupakan pendongkrak utama perekonomian, meski saat muncul situasi kebencaan menjadi sektor yang paling terkena dampak. 

Namun, di sisi lain, perhotelan sebagai salah satu akomodasi pariwisata yang paling cepat proses recovery-nya, karena kondisinya yang sangat dibutuhkan.

"Makanya, dunia perhotelan itu sangat menarik, karena penuh tantangan dan dinamikanya sangat cepat," ungkap Avianty.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved