Kisah Inspiratif

Kisah Joko Kendang, Generasi Ketiga Perajin Kendang Asal Bantul

Joko Purnama adalah seorang perajin kendang di Padukuhan Daleman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakart

TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Joko Kendang sedang membuat kendang di tempat usahanya di Padukuhan Daleman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (14/9/2023). 

Joko Purnama adalah seorang perajin kendang di Padukuhan Daleman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Siang itu dia tampak sedang sibuk di teras rumahnya mengerjakan pesanan konsumen.

Joko Kendang sedang membuat kendang di tempat usahanya di Padukuhan Daleman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (14/9/2023).
Joko Kendang sedang membuat kendang di tempat usahanya di Padukuhan Daleman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (14/9/2023). (TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana)

Tangannya, tampak lihai dan terampil menyelesaikan satu per satu pesanan bersama empat orang karyawannya.

Dalam sebulan ia bersama karyawannya bisa memproduksi 50-100 gendang yang nantinya dibeli oleh konsumen dari berbagai daerah.

Beberapa di antaranya dari Pulau Jawa, Pulau Kalimantan hingga Pulau Sumatera.

"Karena kebetulan saya adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha produksi kendang di Joko Kendang.

"Saya meneruskan usaha itu sejak tahun 2000-an," tutur Joko Kendang, sapaan akrabnya kepada awak media di tempat usahanya, Kamis (14/9/2023).

Untuk membuat alat musik tradisional tersebut tidaklah mudah.

Setidaknya diperlukan keterampilan, waktu dan kesabaran yang ekstra.

"Kalau yang belum pernah bikin dan baru pertama kali bikin, pasti akan mengalami kesulitan.

"Tapi kalau saya, karena sudah biasa jadi tidak terlalu sulit untuk membuat gendang itu," katanya.

Meski begitu, Joko Kendang mengaku bahwa membuat kendang tersebut bermodalkan belajar secara otodidak dengan memperhatikan ayahnya yang mana sebagai penerus produksi kendang terdahulu.

"Saya setiap lihat ayah saya buat kendang pasti saya perhatikan.

"Terus, karena penasaran jadi coba-coba ikut buat kendang dan usaha produksi kendang saya teruskan hingga saat ini," ucap Joko Kendang.

Harga-harga kendang yang ia jual cukup beragam, mulai dari Rp800ribu - Rp5 juta.

Harga itu disesuaikan dengan ukuran dan jenisnya.

"Harga-harga itu juga disesuaikan berdasarkan tingkat kesulitan pembuatannya.

"Karena, kadang ada konsumen yang ingin diberi motif atau ukiran di bagian kendangnya. Nah, itu kan butuh waktu lama, jadi harga jual kendangnya ya menyesuaikan," tutup dia.( Tribunjogja.com/Nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved