Berita Jogja Hari Ini

Danais Dukung Program Momenku Siap Berkemas, Tekan Pengangguran dan Kemiskinan di DIY

Momenku Siap Berkemas, program besutan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY ditujukan untuk memberantas kemiskinan dengan mendorong

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Podcast Rembag Kaistimewan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Momenku Siap Berkemas, program besutan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY ditujukan untuk memberantas kemiskinan dengan mendorong kemunculan wirausahawan belia di DIY.

Program yang penyelenggaraannya didukung dengan anggaran Dana Keistimewaan (Danais) ini berupaya menjadikan para lulusan SMK untuk memiliki jiwa wirausaha, sehingga mampu membentuk kelompok wirausaha dan pada gilirannya mampu menekan angka pengangguran, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Didik Wardaya mengungkapkan, Momenku Siap Berkemas adalah akronim dari Model Manajemen Kelompok Usaha Siswa Partisipasi Berantas Kemiskinan Masyarakat.

Baca juga: Tiga Usulan Ketua Komisi B DPRD DIY Atasi Harga Beras yang Melonjak di DI Yogyakarta

Program tersebut sekaligus mendorong adanya gerakan sekolah-sekolah di DIY khususnya SMK untuk dapat mengembangkan pendidikan kewirausahaan agar kegiatan kewirausahaan yang dilakukan pelajar benar-benar terimplementasi dan berdampak pada peningkatan taraf hidup pelajar maupun masyarakat sekitarnya.

"Kita mulai dari penyadaran bahwa ke depan persaingan akan semakin ketat. Di program ini juga ada proses pemberdayaan di mana siswa membangun atau membuat semacam kelompok-kelompok usaha antar siswa itu sendiri dan juga ada proses pengembangan kedepannya," jelas Didik dalam podcast Rembag Kaistimewan yang disiarkan di Kanal YouTube Paniradya Kaistimewan DIY, Kamis (14/9/2023).

Didik mengatakan, latar belakang dicanangkannya program tersebut adalah untuk menekan angka pengangguran pada lulusan SMK di DIY.

Terlebih saat ini juga muncul stigma bahwa pelajar SMK sulit mencari kerja. Sebagian diantaranya pun harus menganggur.

Pihaknya juga memahami adanya ancaman bahwa sebagian pekerjaan lulusan SMK sudah bisa digantikan dengan teknologi. Hal ini imbas dari disrupsi inovasi serta revolusi industri 4.0 yang berlangsung sangat cepat.

Karenanya, lulusan pelajar SMK didorong untuk menjadi wirausahawan muda sebagai jawaban atas permasalahan tersebut. Dengan demikian, lulusan SMK tak akan menganggur setelah lulus atau bahkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

"Kita sadari pertumbuhan ekonomi belum menyerap semua lulusan pendidikan dan bagaimana meningkatkan indeks pembangunan pemuda (IPP) kita menjadi lebih tinggi. Walaupun sekarang IPP kita sudah tertinggi," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah DIY telah memberikan apresiasi kepada puluhan wirausaha belia di DIY melalui Momenku Siap Berkemas atas keberhasilan kegiatan kewirausahaannya.

Mohamad Alva Priyandhito, siswa kelas 12 SMK Al-Hikmah Gubukrubuh, Gunungkidul menjadi salah satu dari 91 peserta memiliki usaha yang mendapat apresiasi Pemda DIY.

Dia mengembangkan usaha peloper sayur dan jamur dari petani ke pedagang di pasar Playen, Prambanan dan Pasar Wonosari. Omzet usahanya telah mencapai ratusan juta rupiah.

Dalam podcast tersebut, Alva menyampaikan, keberhasilannya mengembangkan bisnis peloper tak lepas dari didikan orang tuanya semasa kecil.

"Karena dari orang tua juga kan pedagang sayur di pasar dan dari kecil saya sudah dididik untuk berjualan sejak SD kelas 4 mungkin jualan dagangan ayah saya, jajanan pasar dan sekarang jualan sayur di pasar dan itu mendorong saya bisa seperti orang tua saya tapi dengan cara saya sendiri," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved