Berita Gunungkidul Hari Ini
Harga Beras Melambung, Pedagang di Pasar Wonosari Gunungkidul Kurangi Stok
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengurangi stok beras menyiasati melambungnya harga komodi
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sejumlah pedagang sembako di Pasar Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengurangi stok beras menyiasati melambungnya harga komoditi ini.
Siti Samiran (51) misalnya, pedagang sembako di lantai bawah pasar ini mengatakan, pengurangan stok beras dilakukannya sejak harga naik sekitar seminggu yang lalu.
Dia mengatakan, saat ini harga beras premium sudah tembus Rp13 ribu-15 ribu per kilogram. Padahal harga normalnya dikisaran Rp12 ribu.
Baca juga: Sleman Kembali Membuang Sampah ke TPA Piyungan, Kuota 135 Ton per Hari
"Sekarang sudah gak punya stok, cuma habis kan sisa kemarin saja, palingan tinggal 30 kilogram itu. Biasanya sebelum beras naik bisa stok sampai 60 kilogram per hari. Sekarang gak berani takutnya kalau harga tiba-tiba turun, bisa rugi," tuturnya saat ditemui di lokasi, pada Rabu (6/9/2023).
Ia menambahkan, naiknya harga beras turut mempengaruhi permintaan pembeli.
Biasanya dalam sehari bisa menjual sekitar 30 kilogram beras sekarang hanya dikisaran 15 kilogram saja.
"Pembeli pun itu sepi, yaitu semenjak harga beras naik. Biasanya kan rumah-rumah makan itu ambilnya di sini, sekarang mereka (pembeli) ambilnya sedikit, gak seperti dulu," paparnya.
Hal serupa juga dilakukan pedagang sembako lain yakni Sarwinto (47). Dia mengatakan, sengaja kurangi stok beras untuk menghindari kerugian.
"Sebelum harga naik, bisa stok sampai 50 kilogram. Kalau sekarang gak berani,takut rugi karena pembeli juga sepi. Apalagi, beras mudah rusak kalau kelamaan di simpan," terangnya.
Sementara itu, untuk menekan harga beras di pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul bekerjasama dengan Bulog menyelenggarakan pasar murah beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di beberapa wilayah.
Kepala Dinas Perdagangan, Kelik Yuniantoro mengatakan, program beras SPHP ini bertujuan untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen yang saat ini berada di atas HET.
Sekaligus, menjaga inflasi dan stabilitas pangan, serta antisipasi atas dampak El Nino.
Saat ini harga beras di pasaran mencapai Rp12 ribu-14 ribu per kilogram sedangkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 67 tahun 2023 tentang HET beras, HET di tingkat konsumen Rp 10.900 per kilogram, dari sebelumnya Rp9.450 per kilogram. Harga ini berlaku mulai 1 September 2023.
Adapun, pasar murah dilaksanakan di kantor Kapanewon Paliyan (4/9/2023), Kalurahan Karangasem (6/9/2023), Padukuhan Trowono B (11/9/2023), dan Kalurahan Baleharjo yang direncanakan (13/9/2023).
"Masing-masing lokasi rata-rata mendapatkan 4 ton.Kuota 4 ton habis terbeli dalam waktu singkat. Respons positif ini tentunya karena masyarakat merasakan manfaat kegiatan ini, khususnya dalam menghadapi kenaikan harga beras di pasaran," urainya. (ndg)
Pemkab Gunungkidul Usulkan Kalurahan Songobayu Jadi Kampung Nelayan Merah Putih |
![]() |
---|
Polres Gunungkidul bersama BKSDA DIY Tanam 2400 Pohon untuk Makanan MEP |
![]() |
---|
Libur Nataru, Dispar Gunungkidul Targetkan 101 Ribu Kunjungan Wisatawan |
![]() |
---|
Kuatkan Diseminasi Informasi, Pemkab Gunungkidul bersama LPP RRI Jalin Sinkronisasi Media |
![]() |
---|
Pemkab Gunungkidul Gelar Konser Kebangsaan Pentas Bhinneka Tunggal Ika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.