Human Interest Story
Kisah Muhammad Rifki, Mahasiswa Tunanetra BErhasil Lulus dengan Predikat Sangat Memuaskan dari UNY
Alumni MAN 2 Sleman itu menceritakan, perjuangannya menempuh pendidikan di UNY tak mudah hingga akhirnya dia bisa lulus dengan memuaskan
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyandang disabilitas tak jarang masih dipandang sebelah mata oleh banyak pihak.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, Penyandang disabilitas dianggap tidak mampu melakukan kegiatan seperti non disabilitas.
Padahal, penyandang disabilitas juga manusia biasa yang juga memiliki potensi untuk berkembang.
Tengok saja Muhammad Rifky, mahasiswa tunanetra asal Payaman, Magelang, yang berhasil menorehkan prestasi membanggakan yakni lulus dengan predikat sangat memuaskan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sekadar informasi, Muhammad Rifky yang didampingi kedua orangtuanya merupakan satu dari total 2.682 mahasiswa yang diwisuda UNY pada periode Agustus, pada Minggu (3/9/2023).
Alumni MAN 2 Sleman itu menceritakan, perjuangannya menempuh pendidikan di UNY tak mudah.
Sebab, ia harus melalui jalur mandiri, setelah gagal lolos lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Awalnya Rifki memilih prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY, sebagai tujuan awal kuliahnya karena memakai prestasinya di bidang karya tulis yang sudah mencapai juara tingkat provinsi.
Namun Rifki akhirnya diterima di prodi Pendidikan Luar Biasa yang dijalaninya hingga lulus dan wisuda awal September ini.
Warga Payaman Magelang itu sempat ingin mencoba lagi tes masuk UNY tahun 2020 saat awal pandemi untuk masuk ke Sastra Indonesia, namun seorang temannya menyarankan untuk tetap kuliah di PLB karena apabila pindah prodi akan mengalami kerugian umur selama satu tahun.
Kebetulan juga pada saat pandemi itu, tes masuk PTN mengalami beberapa kali penundaan akhirnya Rifki membatalkan niatnya mengikuti tes masuk PTN tahun itu.
Putra dari pasangan Zainuddin dan Aslickhah tersebut berkisah bahwa kebutaannya berawal saat ia terjatuh di kamar mandi saat kelas 3 SD dan terkena seng sehingga harus dijahit.
"Pada saat itu sebenarnya juga ditawari operasi dengan kemungkinan 50:50. Tapi karena masih SD maka saya takut," katanya.
Saat SMP pun Rifki pernah ditawari operasi, namun dengan probabilitas 75:25, sehingga Rifki memutuskan untuk tidak jadi operasi.
Selama mengikuti wisuda, Rifki merasa puas dengan layanan yang diberikan UNY.
Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
![]() |
---|
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.