TPA Piyungan Tak Akan Beroperasi Normal Setelah 5 September 2023, DLHK DIY: Kuota 180 Ton Sehari
Penutupan selama satu hari dimanfaatkan untuk melakukan penataan di lokasi pembuangan. Hal ini demi memperpanjang usia TPA Piyungan
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - TPA Regional Piyungan di Kabupaten Bantul dipastikan tidak akan dioperasikan secara normal seperti saat sebelum dilakukan penutupan.
Seperti diketahui, Pemda DIY memutuskan untuk menutup TPA Piyungan sejak 23 Juli hingga 5 September 2023 mendatang karena TPA tersebut mengalami kelebihan kapasitas.
Meskipun ditutup, khusus zona transisi satu tetap dibuka secara terbatas untuk menerima sampah dari Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta dengan kuota sebanyak 180 ton sehari.
Skema tersebut kemungkinan akan terus berlanjut setelah 5 September 2023.
"Jadi (total sampah yang akan dibuang ke Piyungan) totalnya akan sekitar 180 an-ton sehari, jadi di bawah 200 (ton). Kuotanya kalau bisa menurun sesuai dengan perintah bapak gubernur," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kuncoro Cahyo Aji, Minggu (3/9/2023).
Kuncoro menjelaskan, saat ini operasional TPA Piyungan masih menggunakan skema tiga hari buka dan satu hari tutup.
Penutupan selama satu hari dimanfaatkan untuk melakukan penataan di lokasi pembuangan.
Hal ini dilakukan demi memperpanjang usia TPA Piyungan.
Namun ketentuan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung perkembangan kondisi TPA Piyungan dan jumlah sampah yang masuk setiap harinya.
Skema operasional TPA Piyungan bisa berubah menjadi empat hari buka dan dua hari tutup.
"Sementara ini masih seperti dengan yang kemarin, sementara ini belum kita putuskan untuk perubahannya," ujar Kuncoro.
"Nanti tutupnya kemungkinan loh melihat nanti komposisi volume sampah dan ketersediaan tempat kemungkinan dua hari tutupnya jadi masih tiga (hari buka) satu (hari tutup)," lanjutnya.
Kuncoro tidak bisa memprediksi sampai kapan TPA Piyungan dapat bertahan.
Sebab hal itu sangat bergantung pada kondisi di lapangan.
Usia TPA Piyungan dapat semakin singkat jika tidak ada upaya pembatasan dan pengelolaan sampah di kabupaten/kota.
Pada akhir tahun nanti, diprediksi akan terjadi peningkatan volume sampah secara signifikan akibat libur panjang Natal dan tahun baru. Daerah pun diminta untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Proses dekomposisi kan berbeda-beda, sebentar lagi mau musim hujan juga ini mesti hati-hati. Kemudian Desember hari raya dan tahun baru ini juga akan kita lihat perkembanganya," kata Kuncoro.
Saat ini Pemda DIY tengah menyiapkan zona pembuangan sampah transisi dua yang lokasinya tak jauh dari TPA Piyungan.
Pembangunannya ditarget selesai pada Oktober 2023 mendatang.
Zona transisi tersebut diharapkan dapat menampung sampah yang diproduksi masyarakat hingga 2024.
Karena di tahun tersebut DIY kemungkinan akan memulai tahap pembangunan teknologi pengolah sampah yang baru.
Dengan adanya zona transisi, bukan berarti kebijakan pembatasan terhadap jumlah sampah yang masuk akan dicabut.
Pemerintah kabupaten/kota tetap diminta untuk mengolah sampahnya secara mandiri untuk mewujudkan desentralisasi pengolahan sampah.
"Karena memang kalau perintah bapak gubernur kan 2024 harus sudah harus terwujudkan desentralisasi (pengolahan sampah)," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Anna Rina Herbranti, mengungkapan pembangunan TPA Regional Piyungan zona transisi dua telah menyentuh 58 persen dan ditargetkan dapat beroperasi untuk menampung sampah pada Oktober 2023 mendatang.
Adapun pembangunan yang telah dilakukan meliputi pemasangan lapisan geomembran dan pipa pembuangan limbah air lindi di area zona transisi dua.
Sehingga saat ini tinggal dilakukan pembangunan dinding di area dermaga pembuangan sampah.
"Ada dinding penahannya mau ke derrmaganya itu sisa-sisanya," kata Anna.
Lebih lanjut, Anna menyebut TPA Piyungan zona transisi satu kini telah difungsikan untuk menampung sampah.
Namun jumlahnya dibatasi sekitar 180 ton tiap hari atau mengalami peningkatan dari kuota sebelumnya sebanyak 100 ton per hari.
"Kuota yang masuk transisi tahap 1 dibatasi. Ada penambahan dari 100 ton kemarin," ujarnya. (*)
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Buka Road to MILO ACTIV Race 2025, Wali Kota Yogyakarta Sosialisasikan Budaya Olah Sampah |
![]() |
---|
Libatkan Danantara, Pemkot Yogyakarta Jajaki Kerja Sama Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik |
![]() |
---|
10 Tempat Pembakaran Sampah Tak Berizin di Bantul Ditutup Paksa |
![]() |
---|
Dari Limbah Jadi Listrik, Pemda DIY Bersiap Kelola Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.