Dua Tim Raih Juara di PKT-GAMA Business Case Competition 2023, Pemenang dari ITB dan UI
Tim LETSGO dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tim BUZZER BEATER yang mewakili Universitas Indonesia (UI), masing-masing dari kategori S1 dan S2
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Tim LETSGO dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tim BUZZER BEATER yang mewakili Universitas Indonesia (UI), masing-masing dari kategori S1 dan S2, berhasil memenangkan PKT GAMA Business Case Competition (BCC) yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) yang bersinergi dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).
Babak final yang diselenggarakan pada Sabtu, 26 Agustus 2023 di Kampus UGM Yogyakarta ini diikuti oleh 5 tim untuk masing-masing kategori S1 dan S2, dan merupakan tahap yang kedua setelah babak pertama pada 29 Juli yang lalu di Kampus UGM Jakarta.
Secara keseluruhan, kompetisi ini diikuti oleh 249 tim dari berbagai universitas di Indonesia. Sebanyak 183 tim berasal dari strata S1 dan 66 tim dari S2.
Setelah melalui beberapa tahap seleksi yang kompetitif, peserta di babak final ini kembali diuji kemampuannya untuk berpikir kritis dalam memetakan isu-isu keberlanjutan terkini di bidang agrobisnis.
Baca juga: Jogja Japan Week 2023 Digelar 1-3 September 2023 di SCH: Hadirkan Kesenian, Makanan, dan Fashion
Persoalan tersebut kemudian harus dianalisa secara sistematis oleh para peserta dengan tidak hanya berorientasi pada pencapaian target produksi dan distribusi semata, tetapi juga turut memperhitungkan faktor keberlanjutan lingkungan hidup melalui penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Selain itu, karakteristik utama yang juga tidak boleh ketinggalan dalam ide-ide oleh peserta ini adalah kepraktisan dalam penerapannya pada kasus-kasus riil.
Dari sudut pandang praktisi agrobisnis, Meizar Effendi, SEVP Business Support PT Pupuk Kalimantan Timur, turut mengungkapkan urgensi pola pikir yang berorientasi pada lingkungan hidup di kalangan generasi muda.
“Kami ingin agar kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan hidup tertanam sejak dini di kalangan calon-calon pemimpin industri masa depan ini. Semuanya kembali lagi pada tujuan dari eksistensi industri itu sendiri, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Untuk mencapai itu, tidak hanya profit yang harus diperhatikan, tetapi juga bagaimana di dalam proses-proses tersebut selain mampu mendapatkan profit namun tetap berdampak baik bagi lingkungan sekitarnya. Untuk itulah melalui ajang BCC ini, PKT mendorong generasi muda menyelaraskan ide bahwa selalu ada jalan untuk mencapai target industri tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan,” jelas Meizar.
Penerapan inovasi MIGUNANI, merupakan sebuah ide yang dicetuskan oleh tim kemenangan juara 1 LETSGO pada kategori S1 yang berasal dari ITB. Inovasi yang dimulai dengan menjamin sumber energi hijau melalui pembakaran limbah yang mampu menjadi energi terbarukan, hingga inovasi menciptakan sistem digitalisasi Biomass Trade-In System yang berfokus pada penguatan pasokan biomassa nasional, serta melakukan pemantauan dan pencatatan digital yang mampu menghubungkan PKT, distributor, dan petani dalam satu sistem yang terintegrasi (Blockchain Integration).
Inovasi MIGUNANI sendiri dikatakan dapat membantu mengurangi ESG risk rating hingga di bawah 21,3 (rendah) dan memperoleh banyak manfaat.
Semantara itu, pada kategori S2, tim BUZZER BEATER dari UI berhasil memenangkan posisi juara pertama dengan memaparkan inovasi dalam menyusun strategi invetasi ESG yang tepat sasaran sebagai solusi untuk menciptakan ESG premium dalam rangka optimalisasi evaluasi.
Inovasi yang dihadirkan adalah program PERINTIS yang merupakan program pertanian presisi terintegrasi yang telah dikembangkan oleh PKT, yaitu MAKMUR untuk semakin optimal dalam memberdayakan para petani melalui penggunaan sistem digitalisasi yaitu Agro Plus.
Sistem ini mampu memberikan edukasi kepada petani terkait dosis penggunaan pupuk yang tepat dan seimbang, lalu dalam sistem yang sama para petani juga dapat menjual hasil panennya kepada PKT, hingga PKT dapat memberikan insentif kepada para petani yang berhasil melakukan sustainable farming atau pertanian yang berkelanjutan.
Sebagai salah satu juri di babak final BCC ini, Edwin Hidayat Abdullah, Ketua Bidang Kerja Sama PP KAFEGAMA turut mengungkapkan apresiasinya terhadap kemampuan generasi muda untuk meneruskan kepemimpinan bangsa.
“Saya sangat bangga melihat antusiasme generasi muda dalam mendorong inovasi secara terus menerus. Semuanya sudah paham akan urgensi penerapan pola pikir yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan hidup, terkhususnya pada sektor agrobisnis. Untuk kedepannya saya berharap, ajang-ajang kompetisi seperti BCC yang diselenggarakan oleh KAFEGAMA bekerja sama dengan PKT dan FEB UGM ini dapat menjadi inspirator sekaligus penjaring talenta-talenta muda Indonesia. Karena dengan pengembangan talenta muda yang optimal, akan tumbuh kesempatan yang baik bagi peningkatan nilai ekonomi dan sosial, menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Edwin.
UAJY dan KAFEGAMA UGM Adakan Seminar Nasional Bahas Masa Depan PTS |
![]() |
---|
Tangis Dosen UI Itu Pecah di Rumah Anak Kuli Bangunan di Kupang |
![]() |
---|
Perjuangan Gadis Kupang Raih Cita-cita Kuliah di UI di Tengah Cibiran Tetangga dan Guru |
![]() |
---|
Ini Kesan Indah Rektor ITB Usai Ikuti Mandiri Jogja Marathon, Mengusung Misi Khusus |
![]() |
---|
Reaksi AKBP soal Penangkapan Mahasiswa ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.