Berita Pendidikan Hari Ini

Skripsi Lagi Tak Jadi Syarat Kelulusan Mahasiswa, Ini Tanggapan Mahasiswa di DI Yogyakarta

Sejumlah mahasiswa di DI Yogyakarta menyambut baik keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) yang tidak

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
ilustrasi berita pendidikan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah mahasiswa di DI Yogyakarta menyambut baik keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) yang tidak mewajibkan mahasiswa S1 untuk membuat skripsi sebagai syarat kelulusan.

Zahra, mahasiswi semester tujuh Ilmu Komunikasi Universitas Ilmu Teknologi Yogyakarta (UTY) mengaku senang begitu mendengar kabar tersebut.

Dia menganggap perlu ada alternatif selain skripsi sebagai penentu kelulusan mahasiswa.

Baca juga: BREAKING NEWS: Wahana Air Sungai Oyo di Selopamioro Park Resmi Ditutup Setelah 2 Pelajar Tenggelam

Zahra mengungkapkan, sepanjang semester tiga hingga tujuh, mata kuliah yang dipilihnya berfokus pada produksi film, bukan teori.

Sehingga jika kelulusan hanya ditentukan dari hasil penulisan skripsi, hal itu akan memberatkannya.

"Menurutku akan memberatkan di akunya apalagi aku di semester tujuh masih produksi sementara di semester delapan aku harus skripsian dan lulus. Dalam waktu empat bulan kurang aku harus ngehasilin skripsi. Jadi kalau dari aku aku sangat mendukung ditiadakannya skripsi," jelas Zahra, Rabu (30/8/2023).

Hingga saat ini pihak kampus juga belum menerbitkan keputusan terkait alternatif pengganti skripsi. Karena memang selama ini kampus telah menyediakan opsi tugas akhir untuk mahasiswanya.

Misalnya membuat film, jurnal, hingga skripsi.

Namun diangkatannya, kampus menghapus tugas akhir pembuatan film dan hanya memperbolehkan mahasiswa untuk membuat skripsi dan jurnal sebagai penentu kelulusan.

"Dua tahun lalu kita ada yang bisa bikin film buat tugas akhir. Tahun kemarin ada yang buat jurnal sama skripsi. Tapi di angkatan kita belum ada pengumuman bisa tugas akhir skripsi atau jurnal," jelasnya.

Sementara mahasiswi lainnya, Afni Tiara Rosa juga mengaku senang terkait kebijakan skripsi yang tak lagi menjadi syarat kelulusan. Meski demikian, dia tak mempermasalahkan jika skripsi tetap dijadikan penentu kelulusan.

"Kalau ditanya mau skripsi apa enggak aku pribadi ya nggak papa kalau skripsian, kalau enggak ya nggak papa. Karena kalaupun diganti tetap ada tugas akhir atau proyek yang sama-sama susahnya," jelas mahasiswi Ilmu Komunikasi UTY ini.

Saat ini Afni masih memikirkan ide skripsi yang akan digarap sebagai tugas akhir. Sebab dirinya masih berfokus untuk menyelesaikan tugas perkuliahan.

"Semester depan masih ada produksi-produksi jadi kebelah sama skripsi ke depannya. Bahkan semester ini aku belum ada bahasan skripsi yang dalam lagi. Ide ada tapi iya  belum yakin mau aku mau buat (dengan judul) ini nggak ya," katanya. (tro)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved