BJPS Kesehatan ‘Dekengan’ Tepat Bagi Masyarakat saat Berobat

Saat ia mendapat perawatan karena musibah digigit ular dan sakit lambung, kartu BPJS Kesehatan menjadi penolong

|
Tribun Jogja/Ikrob Didik
Sukirno (kanan), saat menjalani perawatan karena sakit lambung di Klinik Margo Husodo, Gondang, Sragen, Jawa Tengah. Ia adalah seorang buruh tani yang merasakan manfaat menjadi peserta BPJS Kesehatan. 

Pun tak ada syarat ribet. Cukup menunjukkan kartu BPJS Kesehatan, semua administrasi beres.

“Padahal saya dari Provinsi Jawa Timur, dan kliniknya ini di Jawa Tengah,” ujarnya.

Di sinilah Sukirno kembali merasakan manfaat luar biasa ikut BPJS Kesehatan. Selama 3 hari menjalani perawatan, ia hanya mendapatkan tagihan Rp250 ribu. Biaya itu untuk pemeriksaan laboratorium.

“Kamar, obat, dan tindakan dokter semuanya gratis. Ditanggung BPJS. Entah habis berapa juta kalau tidak ditanggung BPJS,” katanya.

“Pokoknya, BPJS ini dekengan (pelindung,-red) tepat untuk berobat mendadak sakit. Jadi gak perlu jual barang berharga atau cari hutangan ke tetangga,” ujarnya memakai kata ‘dekengan’ yang belakangan ini viral di media sosial oleh Gus Iqdam.

Manfaat yang sama juga dirasakan oleh Surtini, nenek 2 cucu warga Dusun Kajen, Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Kartu BJPS Kesehatan yang selama bertahun-tahun tak pernah ia gunakan, kini benar-benar nyata manfaatnya.

Sejak pensiun merantau di Kalimantan dan menetap lagi di kampung halaman, ia sering sakit-sakitan.

Seminggu sekali setiap Senin, Surtini harus kontrol ke dokter di Sragen, Jawa Tengah. Entah habis berapa banyak uang jika setiap kontrol harus bayar sendiri.

"Alhamdulillah, cukup bawa kartu BPJS sudah dilayani. Gratis gak bayar sama sekali," katanya.

Produktif Harus Sehat

Sukirno dan Surtini hanyalah sekelumit potret bagaimana orang-orang kecil di perkampungan yang rasanya mustahil ikut asuransi kesehatan swasta. Dan kini mereka bisa merasa tenang dan aman jika sewaktu-waktu sakit karena sudah terlindungi oleh BPJS Kesehatan.

Saat ini, peserta BPJS Kesehatan memang tak hanya orang-orang perkotaan. Namun masyarakat desa juga telah banyak yang mulai sadar pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Apalagi saat ini BPJS Kesehatan terus menjaring mereka yang belum menjadi anggota BPJS Kesehatan lewat program PESIAR. Yakni kepanjangan dari Petakan, Sisir, Advokasi, dan Registrasi.

Program tersebut dihadirkan untuk menyisir kembali peserta BPJS di desa yang sudah aktif dan tidak aktif.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved