Kemunculan Ubur-ubur di Pesisir Selatan Gunungkidul Cenderung Minim Akibat Curah Hujan

Hewan laut ini biasanya muncul di permukaan dan terdampar di pantai saat musim kemarau seperti ini.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Istimewa
Petugas SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul menunjukkan ubur-ubur yang diamankan di Pantai Sepanjang, Kapanewon Tanjungsari, belum lama ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Wisatawan diminta mewaspadai sengatan ubur-ubur di pesisir selatan Gunungkidul.

Sebab, hewan laut ini biasanya muncul di permukaan dan terdampar di pantai saat musim kemarau seperti ini.

Meski begitu, kemunculan ubur-ubur kali ini cenderung minim.

Hal itu diungkapkan oleh Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono.

"Kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, hanya 1-2 ekor yang terpantau," katanya dihubungi pada Senin (28/08/2023).

Menurut Marjono, curah hujan di bulan Juli lalu turut berpengaruh.

Sebab hal itu membuat ubur-ubur atau biasa disebut impes yang muncul ke permukaan laut jadi berkurang.

Meski begitu, ia tetap meminta wisatawan di pesisir selatan Gunungkidul tetap waspada.

Pasalnya, potensi kemunculan ubur-ubur atau biasa disebut impes ini tetap ada.

"Apalagi di akhir Agustus kemungkinan suhunya jadi lebih dingin, biasanya ubur-ubur bisa muncul sampai pertengahan September," ujar Marjono.

Kemunculan ubur-ubur di  musim kemarau disebabkan oleh suhu dingin di perairan selatan.

Hewan ini pun mencari area yang lebih hangat untuk bertahan.

Hewan laut ini berbentuk seperti gelembung berwarna kebiruan.

Wisatawan diminta tidak menyentuh hewan ini jika menemukan.

Sebab di bawah gelembung tersebut ada tentakel yang bisa menyengat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved