Tol Yogyakarta Solo
Patok Jalan Tol Jogja-Solo Seksi 3 Yogyakarta-Bandara Kulon Progo
tol Jogja-Solo seksi 3 yang menghubungkan Yogyakarta dengan Bandara Internasional Airport (YIA) Kulon Progo
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Sleman - Pengadaan lahan untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo seksi 3 yang menghubungkan Yogyakarta dengan Bandara Internasional Airport (YIA) Kulon Progo memasuki tahap pematokan.
Tahapan itu dilaksanakan setelah Izin Penetapan Lokasi (IPL) diterbitkan Pemda DIY pada akhir Juli lalu.
Dan Di Kalurahan Tirtoadi, pematokan dijadwalkan dilakukan pekan depan.

"Pematokan (jalan tol Jogja- YIA pekan depan. Mungkin kalau tidak keliru, Senin - Selasa mulai," kata Carik (Sekretaris) Kalurahan Tirtoadi, M. Ridwan.
Menurut dia, pihak PPK pengadaan lahan jalan tol sudah datang ke Kalurahan menginformasikan rencana Pematokan batas jalan tersebut.
Ridwan mengatakan, lahan di Kalurahan Tirtoadi yang terdampak jalan bebas hambatan menuju Bandara YIA ini ada sekitar 160an bidang yang berada di Padukuhan Rajek Lor dan Padukuhan Rajek Ngemplak.
Jumlah bidang tersebut, bisa jadi bertambah.
Sebab, berdasarkan pengalaman, dalam proses pematokan dimungkinkan ada lahan yang semula tidak terdampak ternyata terdampak.
"Itu yang dulu terjadi saat proses jalan tol lain di Tirtoadi," katanya.
Setelah selesai pematokan, tahapan berikutnya adalah identifikasi dan Inventarisasi bidang. Petugas akan mengukur luas tanah, termasuk spesifikasi bangunan yang terdampak.
Tahap berikutnya pengumuman.
Apakah bangunan ataupun luas bidang tanah terdampak sudah sesuai atau belum.
Jika tidak sesuai maka masyarakat diberikan waktu sanggahan.
Begitu juga jika sudah sesuai maka masyarakat terdampak diminta tanda tangan persetujuan. Setelah itu, tahap taksiran nilai atau appraisal dan pengumuman nilai ganti kerugian.
Terpisah, PPK Jalan tol Jogja - Solo, Dian Ardiansyah mengatakan, setelah IPL jalan tol Jogja - YIA terbit, pihaknya sudah bersurat ke BPN untuk mulai berproses pelaksanaan pengadaan tanah.
Sejalan dengan itu, Ia juga sedang menyiapkan patok batasnya.
Terutama patok batas bidang masyarakat yang terdampak.
Menurut Dian, pematokan batas ini sudah dilakukan tetapi belum semua selesai karena sempat ada penolakan dari masyarakat dan oleh Pemda DIY diminta menunda untuk menghindari gesekan masyarakat.
"Nah ketika sudah ada Penlok (IPL) baru kita bisa jalan. Ini kan Penlok udah keluar. Nah itu kita jalan untuk diselesaikan (pemasangan) patoknya," kata dia. Patok batas bidang masyarakat ini yang akan dijadikan patokan bagi satgas A dalam melakukan pengukuran.
Kepala Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kanwil BPN DIY, Margaretha Elya Lim Putraningtyas mengatakan, IPL jalan tol Jogja - Yia sudah terbit untuk wilayah Sleman dan Bantul.
Luas lahan yang dibutuhkan sekitar 3.400 bidang untuk dua Kabupaten.
Rinciannya, lahan di kabupaten Sleman 2.500an bidang dan Bantul 800an bidang.
Saat ini pihaknya mengaku sedang melakukan pengecekan dan pemeriksaan kelengkapan dokumen.
Selain juga menyiapkan tim pelaksana untuk memulai tahapan pengadaan lahan.
"Jalan tol Jogja- YIA sekarang sedang pengecekan, pemeriksan kelengkapan dokumen. Kami juga sedang menyiapkan tim pelaksana dan persiapan untuk satgas A dan satgas B nya. Kita sudah menjadwalkan ekspos dari pihak instansi yang membutuhkan tanah," katanya.
Sebagaimana diketahui, pembangunan jalan tol Jogja - YIA memiliki panjang 38,57 kilometer. Proyek strategis nasional ini melintas di 30 Kalurahan, 10 Kapanewon dan 3 Kabupaten yakni Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon Progo.
Adapun IPL yang sudah terbit, sementara hanya untuk Kabupaten Sleman dan Bantul sebanyak 12 Kalurahan.
Antara lain, di Kabupaten Sleman meliputi Kalurahan Tirtoadi, Trihanggo, Nogotirto, Banyuraden, Ambarketawang, dan Balecatur.
Kemudian Sidoarum, Sidomulyo, Sidokarto, dan Sumberrahayu. Kemudian berpindah ke Kabupaten Bantul yang melintas di Kalurahan Argomulyo, dan Argosari.
Nantinya, pembangunan jalan tol ini akan terhubung dengan Jalan tol Jogja Bawen di junction Sleman di Kalurahan Tirtoadi.
Rumah Warga
Sejumlah rumah-rumah warga di Kalurahan Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman belum dibongkar, meskipun Uang Ganti Rugi (UGR) jalan tol Jogja - Solo paket 2.2 ini sudah mulai dibayarkan sejak Maret lalu.
Pekerjaan kontruksi Proyek Strategis Nasional (PSN) ini pun terus berjalan.
Sementara sebagian warga, masih bertahan dan meminta ada kompensasi waktu karena belum mendapatkan tempat tinggal pengganti.
Carik Kalurahan Tirtoadi M. Ridwan mengatakan, pihak jalan tol sudah melayangkan surat ke Kalurahan Tirtoadi, meminta kepada warga yang sudah mendapatkan UGR agar bisa segera meninggalkan rumahnya.
Sebab, kontruksi jalan tol sudah berjalan. Surat dari jalan tol tersebut, kata dia, sudah diteruskan kepada warga masyarakat terdampak melalui Dukuh.
"Kemarin sudah berembug, dengan PPK dan ada juga Adhikarya (selaku kontraktor). Mereka melayangkan surat (ke Kalurahan). Surat itu sudah kami teruskan ke warga terdampak melalui Dukuh. Jadi sudah kami sampaikan. Memang kendala yang sudah ditelusuri, mereka baru proses membangun (rumah baru)," kata Ridwan, Jumat (18/7/2023).
Warga terdampak baru membangun rumah baru sehingga meminta ada kompensasi waktu. Ridwan mengatakan, informasi yang disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), ada sekitar 35 warga di Tirtoadi yang sudah dibayar untuk jalan tol Jogja - Solo tapi belum pindah.
Ia pernah mencoba menghitung, dan menurutnya tidak sampai jumlah tersebut.
Saat ini, warga juga perlahan sudah mulai membongkari rumahnya masing-masing.
Selain masih belum memiliki rumah pengganti, warga terdampak belum meninggalkan rumah di Tirtoadi juga karena alasan lain.
Misalnya, jadwal pembayaran UGR yang dilakukan tidak seragam. Ada warga yang merasa masih aman tinggal di rumah terdampak, karena tetangganya yang juga sama-sama terdampak, ada yang belum menerima pembayaran.
"Mungkin juga secara psikologis, karena mereka masih ada warga yang belum dibayarkan. Jadi warga Merasa masih aman karena tetangganya juga belum dibayar. Padahal ternyata dari Adhikarya tidak seperti itu, pokoknya sudah bebas maka dibongkar," katanya.
Terpisah, PPK Jalan tol Jogja- Solo Dian Ardiansyah mengatakan, pihaknya sejauh ini masih berupaya persuasif terhadap warga yang sudah dibayar namun tak kunjung meninggalkan rumah.
Ia mengaku sudah ke Kalurahan Tirtoadi dan melayangkan surat.
Pihaknya juga sudah memberikan data terlampir warga yang sudah dibayar namun belum mau pindah.
"Surat kami berikan minggu kemarin. Jadi seharusnya di hari Jumat ini sudah selesai gitu. Selama 7 hari nanti di hari Senin coba kita lihat keadaannya. Khususnya bagi mereka yang sudah dibayar. Kalau yang belum dibayar juga tentu kami tidak meminta pindah," kata dia. (Tribunjogja.com/Rif)
Update Proyek Tol Jogja-Solo di Trihanggo-Junction Sleman, Ini Alasan Penggunaan Metode Sosrobahu |
![]() |
---|
Proyek Tol Jogja Solo Paket 1.2 Klaten-Purwomartani Capai 84 Persen |
![]() |
---|
Selain Masjid Berusia Satu Abad, Tiga Komplek Pemakaman Juga Terdampak Tol di Argomulyo Bantul |
![]() |
---|
Gerbang Tol Prambanan Dibuka sampai 8 April 2025, Jalur Fungsional Prambanan-Tamanmartani Ditutup |
![]() |
---|
UPDATE Tol Jogja-Solo Seksi 2 Trihanggo-Junction, 2 Masjid dan 1 Sekolah Belum Direlokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.