BPBD DIY Sebut Gempa Megathrust di DIY Hanya Potensi, Bukan Prediksi

Tata letak ini membuat DIY berpotensi mengalami kejadian gempa berkekuatan hingga magnitudo 8,7 dan berpotensi tsunami.

dok.Tribun Timur
Ilustrasi gempa bumi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wilayah pesisir selatan DIY berada pada jalur subduksi akibat pertemuan lempeng IndoAustralia dan Eurasia yang membentang dari barat Sumatera hingga Pulau Timor.

Jalur inilah yang dikenal dengan zona megathrust.

Tata letak ini membuat DIY berpotensi mengalami kejadian gempa berkekuatan hingga magnitudo 8,7 dan berpotensi tsunami.

Plt Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan bencana alam seperti gempa tetaplah menjadi bencana yang tidak bisa dipastikan kapan terjadinya.

Meski demikian, informasi dari BMKG yang menyatakan DIY berada di zona megathrust tetap menjadi perhatian Pemda DIY.

“Yang disampaikan BMKG itu potensi, baru hasil kajian, bukan prediksi, karena tidak ada yang bisa memastikan kapan itu akan terjadi. Apa besok, atau tahun depan, 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, atau 30 tahun lagi. Memang dari hasil kajian, ada siklus 100 tahunan yang maju mundurnya bisa terjadi di tahun 2023, tapi tetap tidak dipastikan,” ungkapnya, Jumat (18/8/2023).

Dikatakan Noviar, selama ini DIY juga sering mengalami gempa berskala kecil.

Hal ini dianggap baik karena membuat lempengan tektonik dapat mengeluarkan energi sedikit demi sedikit, sehingga potensi gempa dengan kekuatan besar semakin berkurang.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat, termasuk para wisatawan untuk tidak perlu panik, namun tetap harus waspada.

“Masyarakat tidak perlu takut, tidak perlu panik, dan para wisatawan tidak perlu mengurungkan niat datang ke Jogja. Sekali lagi ini potensi, bukan prediksi. Soal kewaspadaan tentu semua harus waspada, bahkan setiap saat. Karena yang punya potensi megathrust tidak hanya selatan Jawa, tapi juga barat Sumatera dan selatan Papua,” jelasnya.

Staf Data Informasi BMKG DIY, Ayu K. Ekarsti menjelaskan, megathrust merupakan patahan dalam laut yang bergerak naik (thrust) dan dikatakan mega karena besar dan membentuk segmen-segmen.

“Ada dua segmen yang berada di area DIY. Berdasarkan pemodelan PusGen 2017 dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia menyebutkan jika terjadi gempa pada dua segmen ini, bisa mengakibatkan gempa berkekuatan 8,7 dan memicu terjadinya tsunami. Dan hasil pemodelan ini juga telah disampaikan pada saat FGD pembangunan YIA ,” papar Ayu.

Ayu menjelaskan, gempa pada bentangan sesar ini mampu memicu tsunami dikarenakan pergerakan patahan lempeng yang bergerak ke atas.

Mekanisme pergerakan inilah yang bisa memicu Tsunami. Hasil pemodelan BMKG DIY, tsunami yang ditimbulkan berdasarkan skenario terburuk M8.8 bisa mencapai 18-22 meter, dengan waktu tiba sampai di pesisir selatan paling cepat 34 menit.

“Tapi yang namanya gempa, meski memiliki periode berulang, lokasinya bisa berpindah-pindah, tergantung akumulasi energi yang ada. Dan kami menyampaikan potensi ini bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Justru kami ingin mengedukasi, memberikan mitigasi dan kesiapsiagaan,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved