Kepala BMKG Sebut Glagah Kulon Progo Paling Siap Hadapi Potensi Gempa Bumi dan Tsunami

BMKG menyatakan Glagah merupakan kalurahan yang paling siap dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami di pesisir selatan.

|
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
ZONA RAWAN: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) menyerahkan peta zona rawan tsunami ke Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko (kanan), didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Setiawan Tri Widada, Selasa (23/09/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Selasa (23/09/2025). Kegiatannya berfokus pada upaya peningkatan kapasitas mitigasi bencana di masyarakat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan Glagah merupakan kalurahan yang paling siap dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami di pesisir selatan.

"Kalurahan Glagah ini yang paling siap dari 11 kalurahan zona rawan tsunami di Kulon Progo," kata Dwikorita.

Kesiapan itu dibuktikan dengan pengakuan dari lembaga internasional UNESCO. Lembaga itu menyatakan Kalurahan Glagah sudah memenuhi standar internasional dalam mitigasi gempa bumi dan tsunami.

Menurut Dwikorita, ada 12 indikator yang menandakan kesiapan sebuah wilayah dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami. Seperti kesiapan pengetahuan, pemahaman, hingga keterampilan masyarakatnya.

"Selain itu ada kesiapan dari pemerintah daerah, ada peta bahaya tsunami hingga jalur evakuasi," ujarnya.

Dwikorita mengatakan Pemerintah Kalurahan Glagah bisa menjadi acuan bagi 10 kalurahan lain di wilayah pesisir selatan Kulon Progo. Sebab 10 kalurahan itu juga masuk zona merah tsunami.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Setiawan Tri Widada mengatakan saat ini hanya ada 2 Early Warning System (EWS) Tsunami yang terpasang. Salah satunya di wilayah Glagah.

"Satu lagi di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, EWS lainnya rusak karena berbagai sebab," kata Setiawan.

BPBD Kulon Progo pun berfokus pada upaya pendampingan ke warga yang tinggal di zona merah tsunami. Mereka dilatih agar menjadi lebih peka dalam mengenali tanda-tanda terjadinya tsunami dan mampu melakukan mitigasi mandiri.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Ardiyanto Septi menyampaikan pihaknya juga telah memasang rambu arah evakuasi tsunami di wilayah Glagah. Terutama di titik-titik strategis guna memudahkan masyarakat saat proses evakuasi dilakukan.

"Kami juga menggandeng masyarakat untuk menjadi Agen MMI (Modified Mercalli Intensity) dalam menginformasikan besarnya guncangan dan kerusakan wilayah terdampak saat terjadi gempa bumi," jelas Ardiyanto.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved