Pemuda Desa di Lereng Merapi Boyolali Ini Sukses Kembangkan Agroforestri
Para pemuda Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah, yang merupakan lokasi recharge area penangkapan air awal pabrik Aqua
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pemuda Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah, yang merupakan lokasi recharge area penangkapan air awal pabrik Aqua Klaten tidak lagi tergiur untuk mencari pekerjaan ke luar daerah.
Mereka kini lebih memilih untuk tinggal di kampungnya sendiri dengan memberdayakan tanaman hortikultura yang bisa dijadikan penghasilan.
Ketua Kelompok Karya Muda Komunitas Petani Konservasi Dukuh Gumuk, Joko Susanto, mengatakan, keberhasilan pengembangan agroforestri ini tak lepas dari pendampingan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Karanganyar dan pabrik AQUA Klaten.
Beberapa pendampingan yang didapat antara lain, konservasi anggrek Merapi, budidaya kopi dan tanaman asli merapi seperti pohon Dadap Duri.
"Kami menginsiasi berdirinya Kelompok Karya Muda Dukuh Gumuk, yang terdiri dari 11 pemuda desa pada 2016 untuk melakukan konservasi anggrek spesies di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Waktu itu kami kasihan melihat anggrek Merapi hampir punah," katanya, melalui keterangan tertulis, Senin (14/8/2023).
Namun, dengan adanya pendampingan dari LPTP dan Aqua Klaten, ia mengungkapkan, saat ini sudah ada puluhan pohon anggrek Merapi yang dikembangkan oleh kelompok warga Mriyan, Boyolali. Anggrek tersebut, terdiri dari 23 varian, salah satunya Vanda Tricolor, meskipun secara keseluruhan varian anggrek Merapi seharusnya ada lebih dari 130 jenis.
"Sebelas orang dari kami itu nggak ada yang punya latar belakang pendidikan pertanian. Namun, dengan pendampingan yang diberikan LPTP dan AQUA Klaten, kami bisa melakukannya," tandasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, pada 2017, Pemuda Desa Mriyan juga dibimbing untuk mengembangkan budidaya tanaman kopi di lereng-lereng gunung di luar kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Selain untuk langkah konservasi air dan mencegah longsornya tanah, biji tanaman bisa diolah sendiri dengan memberdayakan pemuda-pemuda yang tinggal di Desa Mriyan.
"Karenanya, Alhamdulillah sekarang pemuda di sini itu nggak ada yang merantau, nggak ada yang ke luar desa. Tetap masih konsisten dengan pekerjaannya sebagai tani, sebagai anak desa," ucapnya.
Bahkan, para pemuda desa Mriyan sukses mendirikan Kedai Kopi Gumuk di desanya, yang menyuguhkan kopi bertajuk 'Gumuk Coffee'. Di kedai nan sederhana itu, kopi dibuat dengan sentuhan soft fruity dan asam namun tidak menyengat, serta tersaji dengan kacang dan pisang kepok rebus yang siap memanjakan lidah.
Salah satu barista kedai Kopi Gumuk, Parli, berujar, dulu sebelum didampingi LPTP dan AQUA Klaten, kopi di desa Mriyan ini hanya dikonsumsi di rumah-rumah saja dan belum dikenal orang. Tapi, dengan adanya pendampingan dari AQUA Klaten, kopi produk asli desanya tersebut bisa dikenal di daerah-daerah lain.
"Apalagi kalau Sabtu dan Minggu, itu biasanya para penghobi gowes pada mampir minum kopi di sini. Kami juga diberi pelatihan untuk bisa menjadi barista yang baik. Dari pelatihan itu, kami sudah bisa roasting kopi sendiri sekarang," terangnya.
Hingga kini, kopi dari desa Mriyan pun sudah banyak dipesan dari daerah-daerah lain, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Klaten. Namun, ia tak menampik, saat ini, penghasilan dari kopi memang belum sebesar yang didapat masyarakat dari tembakau dan mawar.
"Tapi, kedepannya penghasilan dari kopi ini mungkin bisa sama. Yang penting kita konsisten, karena masih dalam tahap belajar, bagaimana nanti bisa mengembangkan supaya lebih baik lagi," ujarnya. (aka)
UPDATE Aktivitas Gunung Merapi, Kamis 31 Juli 2025: Teramati 8 Kali Guguran Lava ke Arah Barat Daya |
![]() |
---|
Tour De Merapi 2025: Seribu Peserta Diharap Jadi Agen Promosi Wisata Sleman |
![]() |
---|
Dini Hari hingga Pagi, Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Sejauh Maksimum 1.700 Meter |
![]() |
---|
Update Aktivitas Gunung Merapi 24 Juli 2025: Luncurkan Guguran Lava Tiga Kali ke Arah Barat Daya |
![]() |
---|
Sopir Jip Wisata Merapi Beralih Jadi Peternak dan Petani Efek Larangan Study Tour |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.