Berita Kriminal

Polres Klaten Tetapkan Tersangka Anak dalam Kasus Perkelahian yang Sebabkan Satu Pelajar Tewas

Taufik mengatakan, penetapan tersangka itu dilakukan berdasarkan serangkaian hasil penyelidikan mendalam.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
ILUSTRASI - Perkelahian dan pemukulan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Klaten telah menentapkan satu tersangka dalam kasus dugaan perkelahian, yang menyebabkan seorang siswa berinisial F (15) asal Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia.

Tersangka yang ditetapkan dalam kasus tersebut adalah teman sekelas korban. 

"Menindaklanjuti terkait kasus perkelahian yang mengakibatkan meninggal dunia salah satu siswa asal Kecamatan Wedi itu sudah kami lakukan penyelidikan. Kami juga sudah menetapkan satu orang tersangka," ucap Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Taufik Frida Mustofa. 

Taufik mengatakan, penetapan tersangka itu dilakukan berdasarkan serangkaian hasil penyelidikan mendalam.

Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan proses ekshumasi dan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban. 

Meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun pihak kepolisian tidak melakukan penahanan.

Dikatakan, ada banyak alasan penahanan tidak dilakukan, salah satunya karena tersangka masih di bawah umur. 

"Yang bersangkutan merupakan anak di bawah umur atau sering disebut ABH (anak berhadapan dengan hukum). Lalu keluarga ataupun orangtuanya menjamin bahwa yang bersangkutan koorperatif dan tidak akan meninggalkan wilayah Klaten. Sehingga saat ini tidak kami lakukan penahanan," jelasnya.

Baca juga: Damkar Klaten Tangani Dua Kejadian Kebakaran Akibat Kebocoran Regulator Gas LPG dalam Sehari

Berdasarkan hasil autopsi, Taufik menyebut ada beberapa organ dalam korban yang pecah atau mengalami kerusakan.

Hal itu menimbulkan komplikasi penyakit sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia. 

"Yang bersangkutan mengakui bahwa membabi buta melakukan pemukulan terhadap korban, baik di bagian tangan dan beberapa bagian tubuh lainnya," ujarnya. 

Disebutkan, latar belakang kasus tersebut bermula karena masalah pribadi.

Sikap temperamen anak-anak, rasa ingin menunjukkan dirinya hebat, dan emosi juga turut mematik masalah, sehingga terjadilah tantang menantang duel. 

"Tentu kami mengimbau orangtua agar membimbing serta mengawasi anak-anaknya. Khususnya bagaimana anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah itu bisa mengontrol diri dan tidak mudah tersulut emosi," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved