Berita Jogja Hari Ini

Kualitas Udara di Yogyakarta Memburuk, Ini Pemicu dan Dampak Bahayanya

Kualitas udara Kota Yogya tercatat memburuk memasuki Agustus 2023 ini.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Joko Widiyarso
Dok. DLH Kota Yogya
Petugas DLH tengah memantau kualitas udara Kota Yogyakarta dengan alat manual aktif. 

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo pun membenarkan fenomena itu, sehingga masyarakat diharapkan dapat lebih peka terhadap lingkungannya.

Terlebih, saat ini sejumlah depo sampah di Kota Yogya sudah dioperasionalkan kembali dan bisa menerima alokasi limbah dengan syarat telah terpilah.

"Saya dapat laporan, ada peningkatan pencemaran. Tetapi, sejauh mana, semoga tidak mengkhawatirkan. Pembakaran sampah tentu berkontribusi terbadap kualitas udara. Tidak satu-satunya, tapi itu pasti berdampak," ujarnya.

Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya, Sutomo, berujar, kualitas udara di bulan Agustus memang lebih buruk dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Tren itu, didasari pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik.

"Jadi, kalau pakai parameter itu, rata-rata harian di bulan Agustus ini memang ada peningkatan dibanding bulan-bulan sebelumnya," ungkap Sutomo.

Hanya saja, Sutomo menyampaikan, untuk mencari penyebab memburuknya kualitas udara di Kota Yogya, pihaknya harus melakukan proses identifikasi.

Namun, ia tidak menampik, maraknya aktivitas pembakaran limbah pun bisa menjadi ihwal perburukan.

"Pembakaran sampah pasti berpengaruh. Secara logika, pembakaran sampah pasti menambah beban udara. Tapi, kita lihat juga sekarang masuk musim kemarau. Kemudian peningkatan volume kendaraan di jalanan juga berpengaruh itu," ungkapnya.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved