Berita Pendidikan Hari Ini
UPNVY Angkat Eksistensi Batik Tulis Giriloyo Lewat Srorytelling
sekitar 600 orang perajin batik tulis Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul yang menggantungkan pemasaran produk batik tulis mereka
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Galeri Batik Tulis Giriloyo memang tak terlalu luas.
Namun karya seni tradisi Mataram kuno melekat erat dalam setiap lembar kain batik yang dipamerkan di tempat ini.
Bukan rahasia jika batik tulis sebagai suatu produk telah tersaingi oleh produk printing bermotif batik.
Karenanya edukasi perlu terus dilakukan, salah satunya lewat storytelling (penceritaan) kepada pengunjung.
Bersama dengan Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Paguyuban Batik Tulis Giriloyo berupaya menyebarkan cerita filosofis melalui teknik storytelling di balik motif setiap kain batik.
Saat ini terdapat sekitar 600 orang perajin batik tulis Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul yang menggantungkan pemasaran produk batik tulis mereka ke galeri.
Alhasil berbagai kreativitas dan inovasi terus ditumbuhkan untuk menjaga karya tradisi nenek moyang itu tetap lestari.
Tim PkM UPNVY akan mendampingi Paguyuban Pengrajin Batik Tulis Giriloyo untuk membuat sarana edukasi berupa kode batang (barcode) yang berisi tentang kisah filosofis setiap motif batik yang diproduksi masyarakat Desa Wukirsari.
Nantinya setiap calon pembeli atau pembeli bisa mendapat pengetahuan tentang motif batik dengan memindai kode yang disematkan dalam setiap produk kain batik.
“Kami berharap dengan pengetahuan ini value (nilai tambah) sebuah karya batik dapat bertambah,” ujar salah satu pengurus Paguyuban Pengrajin Batik Tulis Giriloyo, Bachtiar ketika bertemu Tim PkM UPNVY akhir pekan ini di Gazebo Wisata Giriloyo.
Salah seorang kurator Galeri Batik Tulis Giriloyo, Wasihatun menambahkan batik tulis adalah sebuah karya seni.
Oleh karena itu setiap karya selalu memiliki ke khasannya sendiri-sendiri tergantung dari kreativitas si pembuat.
“Setiap kain yang masuk ke galeri akan dikurasi lebih dahulu antara lain mengenai teknik pewarnaan, keluwesan (dalam membatik), tingkat kerumitan (motif), dan sebagainya,” ujar anggota Paguyuban Pengrajin Batik Tulis giriloyo ini dalam diskusi yang sama.
Dikatakan dia, satu lembar kain batik tulis membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan tergantung dari tingkat kerumitannya. Saat ini pembatik di Desa Wukirsari di dominasi perempuan paruhbaya
Ketua Tim PkM UPNVY, Agung Prabowo mengatakan program pendampingan diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang batik tilis, khususnya motif Mataram yang diproduksi masyarakat Desa Wukirsari.
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.