Penutupan TPA Piyungan
Stop Buang Limbah di Jalan! Warga Kota Yogyakarta Didorong Manfaatkan Bank Sampah
Mbah Dirjo Resik yang tempo hari diluncurkan Pemkot Yogyakarta mulai digulirkan oleh seluruh bank sampah.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Geliat bank sampah di Kota Yogya semakin terasa seiring situasi darurat limbah akibat pembatasan alokasi buangan menuju TPA Piyungan.
Aktivitas pengelolaan limbahnya pun mulai menyasar sampah residu plastik yang sebelumnya langsung diboyong ke tempat pembuangan akhir.
Wakil Ketua II Forum Bank Sampah Kota Yogya, Sri Martini, menuturkan gerakan Mbah Dirjo Resik yang tempo hari diluncurkan Pemkot Yogya mulai digulirkan oleh seluruh bank sampah.
Ia pun meyakini, program tersebut bakal mengurangi volume pembuangan menuju TPA, karena residu plastik seluruhnya terkelola.
Sebagai informasi, gerakan Mbah Dirjo difokuskan untuk pengelolaan sampah anorganik menggunakan biopori ala Jogja.
Sedangkan tambahan muatan Resik (residu plastik), menegaskan komitmen Kota Yogya untuk mengelola sampah residu plastik, dengan menjalin sinergitas bersama bank sampah.
Adapun mekanisme Mbah Dirjo Resik ialah dengan mengelola sampah-sampah jenis residu plastik dari bank sampah yang tersebar di tingkat RW.
Sehingga, masyarakat kini bisa mengumpulkan limbah jenis residu plastik menuju bank sampah, yang kemudian disetorkan ke depo, dengan sebuah sistem QR code khusus yang tak bisa sembarang diakses.
Sampah residu plastik yang disetorkan bank sampah ke depo lebih dahulu harus dipastikan tidak tercampur dengan bahan nonplastik seperti styrofoam, popok, pembalut dan yang lainnya. Jenis sampah yang bisa dimasukan ke tempat khusus residu plastik itu antara lain, kantong kresek, kantong plastik bening, mika, rafia, maupun kemasan plastik makanan.
"Jadi, ini efektif untuk mengurangi residu plastik yang terbuang. Tapi, bank sampah, kan, beda-beda, karena beberapa pelapak itu mau menerima kantong kresek, atau saset kopi dan lain-lain," cetusnya.
"Makanya, tergantung bank sampahnya, pakai pelapak yang mana. Kalau pelapaknya tidak menerima residu plastik, bisa dibawa menuju depo, atau langsung ke TPST 3R di Nitikan," tambah Sri Martini.
Oleh sebab itu, ia berharap, warga masyarakat tidak membuang limbah residu yang tak terkelola di pinggir jalan, karena bank sampah siap sedia menampungnya.
Terlebih, sejak gerakan zero sampah anorganik mulai diterapkan sejak 1 Januari 2023 silam, seluruh warga masyarakat di Kota Yogya telah diwajibkan menjadi nasabah bank sampah di lingkungannya.
"Masing-masing fasilitator di wilayah sudah memberi pendampingan juga sebenarnya, supaya masyarakat tidak membuang di jalan. Residu plastiknya setorkan saja ke bank sampah," tandasnya. (*)
Sekda DIY Minta Kabupaten/Kota Kurangi Produksi Sampah untuk Perpanjang Usia TPA Piyungan |
![]() |
---|
Belasan Ton Sampah Setiap Hari Menumpuk di Jalanan Kota Yogyakarta Selama Pembatasan TPA Piyungan |
![]() |
---|
Pemda DIY Lakukan Evaluasi Penanganan Sampah Jelang Kembali Dibuka TPA Piyungan |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X Persilakan Kabupaten/Kota Sanksi Warga yang Bakar dan Buang Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
FMSS Datangi DPRD DIY Pertanyakan Arah Kebijakan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.