Berita Jogja Hari Ini

Peran Penting Pranatacara dalam Upaya Pelestarian Kebudayaan Jawa

Profesi pranatacara atau pembawa acara adat Jawa di DI Yogyakarta perlu terus diberdayakan karena keberadaannya berkaitan erat dengan upaya pelestaria

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Rembag Kaistimewan yang disiarkan di Kanal YouTube Paniradya Kaistimewan, Kamis (27/7/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Profesi pranatacara atau pembawa acara adat Jawa di DI Yogyakarta perlu terus diberdayakan karena keberadaannya berkaitan erat dengan upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa.

Wakil Ketua Paguyuban Pranatacara Yogyakarta (PPY) Faizal Noor Singgih mengungkapkan, saat ini DIY telah memiliki paguyuban yang menaungi para pranatacara di DIY.

PPY sendiri dibentuk pada 2015 lalu. Paguyuban ini menjelma menjadi wadah bertukar ilmu dan pengetahuan bagi para pranatacara.

Baca juga: Imbas Penutupan TPA Piyungan, Lautan Sampah Muncul di Ujung Jembatan Gembira Loka Zoo Yogyakarta

"Jadi sebelum 2015 banyak pranata adicara yang berdiri sendiri, kemudian para sesepuh berkumpul bagaimana kita membentuk paguyuban agar dalam paguyuban bisa belajar dan berkembang bersama. Lalu 9 juli 2015 lahir paguyuban pranatacara Yogyakarta," jelas Faizal dalam Rembag Kaistimewan yang disiarkan di Kanal YouTube Paniradya Kaistimewan, Kamis (27/7/2023).

Paguyuban tersebut terus berkembang. Selain dibentuk di tingkat provinsi, PPY membentuk kepengurusan di lima kabupaten/kota di DI Yogyakarta.

Berbagai macam kegiatan telah dilakukan seperti Sarasehan, diskusi-diskusi, pembuatan contoh upacara Panggih pengantin dalam bentuk tulisan dan rekaman, pergelaran seni seperti ketoprak dan wayang kulit.

"PPY di dalamnya sesungguhnya tidak hanya pranatacara, juga ada teman-teman dekorasi dan rias. Mereka yang ikut karena ingin tahu lampah adat tradisi yang diadakan termasuk kata-kata apa yang bisa diungkapkan," jelasnya.

Bahkan PPY telah bergerak hingga tingkat desa atau kalurahan untuk melestarikan adat budaya Jawa. Misalnya dengan melakukan pelatihan kaderisasi masyarakat khususnya wicara Jawa untuk keseharian. Demikian pula dengan pelatihan untuk menjadi pranatacara.

"Misalnya ada pranatacara untuk sripah, membuka rapat, bagaimana pambagyaharja menerima tamu. Sekarang sudah mulai bergeliat tidak hanya PPY DIY tapi kabupaten atau kota juga bergerak," ungkapnya.

Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Suwarna mengungkapkan, pranatacara memiliki peranan penting dalam menghidupkan sebuah acara khususnya acara yang menggunakan adat Jawa.

Kehadiran pranatacara merupakan bagian dari pelestarian budaya Jawa. Sehingga akan sangat penting bagi masyarakat Jawa untuk tetap melestarikan budaya itu dalam kehidupan.

Dalam sebuah acara, pranatacara dapat merengkuh tiga aspek kebudayaan meliputi budaya pikir, budaya tindak, dan budaya material.

Misalnya, pranatacara akan menyampaikan berbagai uraian terkait kearifan lokal dan filosofi hidup yang ada di dalam acara dan tata upacara yang dilakukan oleh sang pranatacara tersebut.

"Jadi peran pranatacara memang begitu besar sekali," tandasnya.

Sementara Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho mengungkapkan, bahasa merupakan satu dari tujuh objek kebudayaan sehingga kelestariannya perlu dijaga. Hal itu sudah diamanatkan dalam Perdais nomor 3/2017.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved