Berita Kulon Progo Hari Ini

Kekurangan EWS Tsunami, BPBD Kulon Progo Minta Pemerintah Pusat Tambah Alat Peringatan Dini

Keberadaan alat early warning system ( EWS ) tsunami di pesisir selatan Kulon Progo sepanjang 25 kilometer (km) dinilai belum ideal. 

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Anggota BPBD Kulon Progo mengoperasikan alat pengendali peringatan dari kantor BPBD setempat yang terhubung dengan EWS Tsunami di TPR Pantai Glagah dan Underpass Bandara YIA dalam rangka simulasi, Rabu (26/7/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Keberadaan alat early warning system ( EWS ) tsunami di pesisir selatan Kulon Progo sepanjang 25 kilometer (km) dinilai belum ideal. 

Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo meminta penambahan alat peringatan dini kepada pemerintah pusat.

Mengingat, bencana gempa bumi kerap terjadi di sekitar wilayah paling barat DIY.

"Idealnya ada 25 EWS tsunami untuk dipasang di pesisir selatan Kulon Progo sepanjang 25 km. Sehingga setiap 1 km dipasang (EWS Tsunami)," kata Joko Satyo Agus Nahrowi, Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Polres Bantul Imbau Masyarakat Untuk Waspada Terkait Maraknya Pencurian Hewan Ternak

Sekarang ini, Kulon Progo memiliki sembilan EWS Tsunami. Namun, tinggal dua alat yang bisa dipergunakan. Sementara, sisanya rusak.

"Sebenarnya total ada sembilan. Tujuh alat bantuan dari Bantuan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) rusak berat sehingga diturunkan karena membahayakan. Kini, yang dimiliki tinggal 2 alat milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," terangnya.

Dua EWS tsunami terpasang di dekat tempat pemungutan retribusi TPR Pantai Glagah dan Underpass Yogyakarta International Airport (YIA). Setiap tanggal 26, kedua alat diujicobakan sekaligus pemeliharaan.

Disampaikan Joko, BPBD Kulon Progo juga sempat akan mendapatkan 10 EWS tsunami dari BNPB namun tak kunjung terealisasi hingga saat ini.

Dengan keterbatasan alat peringatan dini, pihaknya mengimbau masyarakat utamanya yang bermukim di pesisir pantai bila terjadi gempa yang dahsyat agar segera menyelamatkan diri.

"Itu sudah peringatan alam. Kalau terjadi gempa cukup besar segera mengevakuasi diri tanpa menunggu sirine EWS," imbaunya. (scp)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved