Hujan Salju Guyur Wilayah Tembagapura Papua, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Tentunya hujan salju ini merupakan fenomena yang sangat langka karena Indonesia berada di wilayah katulistiwa dengan iklim tropis.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tiktok.com/@andreevav44
Tangkap layar video viral hujan salju yang turun di Mimika Papua. 

TRIBUNJOGJA.COM - Fenomena alam langka terjadi di wilayah Indonesia pada Minggu (23/7/2023) silam. 

Hujan salju tiba-tiba mengguyur kawasan tambang Grasberg PT Freeport Indonesia.

Tentunya hujan salju ini merupakan fenomena yang sangat langka karena Indonesia berada di wilayah katulistiwa dengan iklim tropis.

Salju yang turun dari langit pun cukup banyak, mirip di negara-negara Eropa atau negara lainnya yang memiliki empat musim.

Bahkan, video hujan salju tersebut viral setelah diunggah di media sosial.

Salah satunya oleh akun TikTok @andreevav44 pada Minggu, 23 Juli 2023.

Dalam unggahannya video tersebut, terlihat seorang pria tengah merekam suasana area tambang PT Freeport.

"Hujan salju gaes. Bukan kaleng-kaleng gaes," kata perekam, sambil menunjukkan jaketnya yang terdapat salju.

Perekam juga menyorot cuaca saat itu tampak sedang mendung.

Hingga Kamis (27/7/2023), video hujan laju di Mimika Papua sudah ditonton lebih dari 422 ribu kali.

Ratusan pengguna TikTok ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.

Ada yang penasaran dan ingin melihat langsung fenomena hujan salju tersebut.

Ada juga warganet menyamakan hujan salju di Mimika Papua dengan negara lain di Eropa.

Baca juga: Sebanyak 7 Kapanewon di Gunungkidul Berpotensi Terdampak Kekeringan di Kemarau 2023

Penjelasan BMKG

Terus bagaimana penjelasan ilmiah hujan salju bisa terjadi negara yang beriklim tropis ya?

Dikutip dari Tribunnews.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura membenarkan fenomena hujan salju tersebut.

"Salju adalah fenomena yang langka terjadi di wilayah Indonesia yang merupakan wilayah tropis. Namun, pada tanggal 24 Juli 2023 dilaporkan salju turun di wilayah Tembagapura, Mimika," kata BMKG Wilayah V Jayapura, dalam keterangan tertulis diterima Tribunnews.com, Kamis.

Hujan salju ini menurut BMKG merupakan imbas dari  musim penghujan yang saat ini tengah terjadi di wilayah Tembagapura.

BMKG memprediksi hujan salju masih berpotensi terjadi hingga  Agustus 2023 mendatang.

Adapun proses terbentuknya hujan salju bermula dari pembentukan partikel-partikel es kecil dalam awan.

Partikel itu akan menyatu membentuk kristal es dan saat ukurannya menjadi semakin besar kristal es tersebut akan jatuh ke permukaan tanah.

"Kristal es di awan dapat terbentuk jika suhu di atmosfer berada di bawah titik beku 0 derajat celcius dan secara umum kristal es dapat jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk salju. Apabila suhu di sekitar permukaan tanah kurang dari 5 derajat celcius. Kondisi udara yang sangat lembab juga menjadi faktor pembentuk salju," jelas BMKG Wilayah V Jayapura.

Penjelasan lebih lanjut, Awan yang umumnya dapat menurunkan salju adalah awan Nimbostratus.

Awan Nimbostratus merupakan jenis awan rendah yang cukup tebal dan memiliki bentuk menyebar, seperti kabut tebal dan berwarna kelabu.

Serupa dengan awan Cumulonimbus, awan Nimbostratus juga merupakan jenis awan pembawa hujan.

"Namun hujan yang diakibatkan oleh awan ini biasanya berdurasi lama dengan intensitas yang tidak terlalu lebat berbeda halnya dengan awan Cumulonimbus yang dapat mengakibatkan hujan sangat lebat dan juga hujan es (hail)," tambah BMKG Wilayah V Jayapura.

Informasi tambahan, wilayah Tembagapura di Mimika merupakan wilayah yang cukup tinggi dengan ketinggian kurang lebih 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Hal ini menyebabkan suhu udara di wilayah tersebut cukup dingin karena semakin tinggi suatu tempat, suhu udara juga akan semakin menurun begitu pula dengan tekanan atmosfernya.

"Itulah mengapa wilayah mimika dapat terbentuk salju dan juga hujan es," jelas BMKG Wilayah V Jayapura. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved