Penutupan TPA Piyungan

DLH Sleman Ingin Calon Lahan Pengganti TPS Sementara Masih Tetap Wilayah Cangkringan 

Kapanewon di Sleman bagian utara itu dipilih menjadi lokasi TPS sementara karena dinilai jauh dari pemukiman warga. Selain juga Ngarso Dalem sudah

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Kepala DLH Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, membuka opsi calon lahan pengganti yang akan dijadikan tempat penampungan sampah (TPS) sementara masih tetap berada di wilayah Cangkringan, setelah lahan di Karanggeneng, Umbulharjo batal.

Kapanewon di Sleman bagian utara itu dipilih menjadi lokasi TPS sementara karena dinilai jauh dari permukiman warga.

Selain juga Ngarso Dalem sudah menyediakan Sultan Ground di wilayah tersebut. 

Baca juga: TNI AD Berikan Bantuan Fasilitas Air Bersih ke 3 Titik Lokasi di Gunungkidul

"Kenapa Cangkringan, yang pertama karena jauh dari pemukiman, terutama untuk area-area bekas tambang sangat jauh dari pemukiman. Nanti kalau saya mencari di tempat lain akan ada dampak yang harus kita kelola yang lain dan ini sulit mengelola dampak sosial, itu sangat sulit. Kebetulan kami juga dibantu, artinya Pak Sultan ngendiko bahwa beliau sudah menyediakan tanah ground di Cangkringan. Artinya secara psikologis masyarakat mungkin, ya ini sudah dawuh Pak Sultan," kata Kepala DLH Sleman, Ephipana Kristiyani, Kamis (27/7/2023). 

Menurut dia, meskipun di Karanggeneng, lokasi pertama yang dipilih, akhirnya mendapat penolakan warga, tetapi sebenarnya tahapan proses untuk mengelola dampak sosial sudah dimulai, meksipun baru beberapa persen.

DLH juga berkaca dari pengalaman saat akan membuat TPS di beberapa Kapanewon lain reaksi di masyarakat sangat kuat ketimbang di Cangkringan.

Apalagi masyarakat di sana sedikit banyak sudah tersosialisasi mengenai TPS Sementara, sehingga lahan yang akan dipilih tetap di wilayah Cangkringan.

Adapun mengenai lokasinya di mana, Ia enggan memberitahukan lebih detail, karena prosesnya dinilai baru dimulai. 

Tetapi yang jelas, kata dia, lahan yang dipilih dipastikan benar-benar jauh dari pemukiman warga. Bukan juga lahan hijau artinya tidak digunakan oleh masyarakat.

Beberapa opsi lahan yang disiapkan, bisa menggunakan sultan ground dan juga bisa milik perseorangan. 

"Tetapi yang pertama yang harus kita jaga,  agar tidak memberikan dampak yang besar, ya pasti harus jauh dari pemukiman," kata dia.

Lebih lanjut, Epiphana memaklumi calon TPS sementara di Karanggeneng ditolak warga karena lokasi tersebut berdekatan dengan tempat wisata.

Apalagi disana ada wisata kuliner, maupun Wisata Jip lava tour yang banyak membawa wisatawan sehingga benturannya di masyarakat keras. Ia mengaku dapat memahami dan menghargai penolakan warga. 

"Oleh karena itu ya, saya maklum dan saya menghargai. Artinya saya tidak bisa marah,  itu hak setiap orang dan sebagian besar menolak ya kami hargai. Oleh karena itu ya kami berupaya bagaimana mencari di tempat lain dan ini yang sedang kami cari.  Ya harapannya, kami segera mendapat tempat itu karena tempat itu dibutuhkan untuk meletakkan sampah, yang ini tidak bisa dikelola sendiri. Sampahnya cukup banyak," kata dia. (rif) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved