Kasus Antraks di Gunungkidul

Antraks pada Manusia: Gejala, Jenis-jenis, Penularan, Cara Mencegah dan Pengobatan

Simak informasi tentang penyakit antraks pada manusia, meliputi gejala, jenis-jenis antraks, penularan, cara mencegah, dan pengobatannya.

DOK. Kemenkes RI
Antraks pada Manusia: Gejala, Jenis-jenis, Penularan, Cara Mencegah, Pengobatan 

TRIBUNJOGJA.COM - Penyakit antraks masih menjadi ancaman bagi warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Diwartakan Tribunjogja.com, Selasa (25/7/2023), sejumlah 45 orang warga di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, masih dinyatakan positif antraks.

Wilayah tersebut merupakan wilayah pertama yang dilaporkan ada kasus antraks di tahun 2023.

Sementara itu, Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty, pada Selasa (25/7/2023) melaporkan, 1 orang warga Semuluh Lor, Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul dinyatakan positif antraks.

Ia pun berpesan, agar masyarakat tidak mengonsumsi daging hewan yang sakit atau mati.

“Jangan lagi mengonsumsi daging dari hewan yang sakit atau mati mendadak, demi menghindari penularan penyakit,” pesan Dewi.

Lantas, apa itu penyakit antraks?

Bagaimana penyakit antraks terjadi pada manusia?

Simak penjelasan tentang penyakit antraks berikut ini, mulai dari pengertian, penularan, gejala, jenis-jenis, pencegahan, sampai pengobatan.

Pengertian dan penyebab penyakit antraks

Pengertian dan penyebab penyakit antraks
Pengertian dan penyebab penyakit antraks (DOK. Kemenkes RI)

Mengutip buku edukasi penyakit antraks dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) via ayosehat.kemenkes.go.id, anthraks adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri atau kuman Anthrax (Bacillus anthracis).

Infeksi bakteri akut yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang Bacillus anthracis dapat bertahan hidup dalam bentuk spora di tanah dalam jangka waktu yang lama, bahkan bisa mencapai lebih dari 40 tahun. 

Spora yang masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia dapat menjadi aktif, menyebar, berkembang biak, menghasilkan racun, sehingga menimbulkan kesakitan bahkan kematian. 

Hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, kuda, kerbau, babi, dan burung unta, bisa menghirup atau menelan spora anthrax yang mengkontaminasi tanah, rumput, atau air.

Jika menelan atau menghirup spora anthrax, maka hewan ternak bisa terserang penyakit antraks.

Penyakit antraks tergolong zoonosis, sehingga penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia.

Namun, antraks hanya dapat menular dari hewan ke manusia.

Antraks tidak bisa menular dari manusia ke manusia.

Penularan penyakit antraks

Foto ilustrasi sapi
Foto ilustrasi sapi (Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin)

Penularan penyakit antraks dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui : 

1. Kontak antara kulit manusia dengan hewan atau produk hewan yang mengandung spora anthrax.

2. Terhirupnya spora Anthrax ke dalam saluran pernapasan manusia saat sedang menangani produk hewan yang terserang antraks, misalnya saat sedang menangani kulit dan bulu hewan. 

3. Memakan produk hewan yang mengandung spora kuman anthrax.

Jenis-jenis dan gejala antraks pada manusia

Jenis-jenis dan gejala antraks pada manusia. FOTO: Dirkesmavet Kementan RI, Syamsul Ma'arif (kanan) saat meninjau ternak di Padukuhan Kropyak, Candirejo, Semanu, Kamis (13/07/2023).
Jenis-jenis dan gejala antraks pada manusia. FOTO: Dirkesmavet Kementan RI, Syamsul Ma'arif (kanan) saat meninjau ternak di Padukuhan Kropyak, Candirejo, Semanu, Kamis (13/07/2023). (Dokumentasi Humas Pemkab Gunungkidul)

1. Antraks Kulit

Gejala antraks kulit muncul 2 - 7 hari setelah manusia melakukan kontak dengan hewan yang sakit antraks atau kontak dengan spora antraks.

Gejala-gejala antraks kulit antara lain : 

  • Kelainan kulit di bagian tubuh yang terbuka (kaki, tangan, leher, dan wajah)
  • Munculnya eschar atau jaringan hitam pada kulit

2. Antraks Saluran Pencernaan

Antraks saluran pencernaan akan memunculkan gejala-gejala sekitar 2 - 5 hari setelah manusia mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi spora antraks.

Antraks saluran pencernaan bisa menyebabkan kematian.

Berikut adalah gejala-gejala antraks saluran pencernaan : 

  • Demam
  • Gangguan menelan
  • Mual
  • Diare
  • Muntah
  • Pembekakan pada leher dan dada
  • Sakit perut hebat
  • Muntah dan BAB darah
  • Perut bengkak

3. Antraks Pernapasan

Sama dengan antraks saluran pencernaan, antraks pernapasan juga bisa menyebabkan kematian.

Berikut beberapa gejala antraks pernapasan :

  • Demam
  • Berkeringat
  • Menggigil
  • Lemah atau lesu
  • Batuk kering
  • Sesak napas
  • Denyut jantung cepat

4. Antraks Meningitis

Antraks Meningitis adalah penyakit antraks lanjutan dari tiga bentuk antraks lainnya, yaitu antraks kulit, antraks saluran pencernaan, dan antraks pernapasan.

Kasus antraks meningitis memang jarang terjadi, tapi bisa menyebabkan kematian.

Berikut gejala-gejala antraks meningitis : 

  • Nyeri leher
  • Sakit kepala
  • Muntah
  • Demam tinggi
  • Kehilangan kesadaran

Cara mencegah penyakit antraks

Cara mencegah penyakit antraks. FOTO: Petugas Balai Besar Veteriner Yogyakarta saat akan mengambil sampel tanah yang tercemar Antraks di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu, Rabu (05/07/2023).
Cara mencegah penyakit antraks. FOTO: Petugas Balai Besar Veteriner Yogyakarta saat akan mengambil sampel tanah yang tercemar Antraks di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu, Rabu (05/07/2023). (Istimewa)

Simak cara mencegah penyakit antraks pada manusia : 

  • Tidak menyembelih, mengolah, dan mengonsumsi hewan yang sakit atau mati.
  • Menghindari kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi penyakit antraks.
  • Mengonsumsi daging dari hewan yang sehat. Daging harus dibersihkan dan dimasak dengan sempurna atau dimasak sampai betul-betul matang.
  • Jika sakit dan mempunyai riwayat kontak dengan hewan sakit segera berobat di fasilitas kesehatan.
  • Bila menemukan hewan yang sakit dan mati segera lapor ke dinas yang membidangi kesehatan hewan.
  • Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar.
  • Habiskan profilaksis atau obat yang diberikan sesuai anjuran dokter.
  • Mendapatkan vaksinasi antraks, terlebih jika berada di kawasan risiko penularan antraks.

Berikut cara mencegah penyakit antraks pada hewan : 

  • Tidak memasukkan hewan ternak dari daerah tertular kasus antraks ke daerah bebas antraks.
  • Untuk daerah yang pernah terjadi kasus antraks, dilakukan vaksinasi hewan ternak secara rutin diikuti monitoring ketat. 
  • Selama 7 hari sejak pemberian vaksin ternak, jangan diberi antibiotika karena akan membunuh spora vaksin. 
  • Dilarang memotong hewan ternak untuk konsumsi dalam waktu 60 hari sejak vaksinasi. 
  • Buang susu hewan ternak setidaknya sampai 72 jam setelah vaksinasi.
  • Hewan ternak yang sakit agar diobati dengan antibiotika dan 2 minggu kemudian disusul dengan vaksinasi anthrax.

Pengobatan penyakit antraks

Mengutip Mayo Clinic via Kompas.com, penyakit antraks bisa disembuhkan.

Pengobatan yang segera dengan antibiotik tepat dapat menyembuhkan sebagian besar infeksi antraks

Namun, jenis antraks pernapasan memang lebih sulit diobati dan bisa berakibat fatal. 

Sementara itu, Centers for Disease and Control Prevention (CDC) menyebutkan, semua jenis infeksi antraks dapat diobati dengan antibiotik, termasuk antibiotik intravena (obat yang diberikan melalui pembuluh darah).  

Jika seseorang mengalami gejala antraks, penting untuk mendapatkan perawatan medis secepat mungkin agar memiliki peluang untuk sembuh total. 

Dokter akan memilih antibiotik yang paling tepat untuk mengobati antraks dan yang disesuaikan dengan pasien berdasarkan riwayat kesehatannya. 

Agar lebih memahami penyakit antraks, Anda bisa mengunduh buku edukasi penyakit antraks dari Kemenkes RI dengan klik DI SINI atau DI SINI. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved